Direktur Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi marah besar dengan pernyataan kontroversial pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun, Panji Gumilang yang baru-baru ini mengatakan Alquran bukan kalam Allah. Dia menyebut kitab suci itu adalah karangan Nabi Muhammad. Dia bahkan meminta santrinya membaca injil perjanjian lama dan baru. 

Islah Bahrawi mengatakan pernyataan ngawur Panji Gumilang tidak bisa dimaklumi begitu saja, pemerintah harus segera bertindak dan membubarkan pondok pesantren Al-Zaytun dan segera menangkap Panji Gumilang dan kaki tangannya untuk dihukum seberat-beratnya. 
Bagi Islah Bahrawi doktrin dari Panji Gumilang jelas sangat berbahaya jika tidak ada tindak pencegahan sebab jumlah santrinya mencapai ribuan orang, kelak mereka akan memakai doktrin keliru tersebut saat keluar dari Ponpes Al-Zaytun. 

“Kalau Panji Gumilang berbicara seperti ini sebagai manusia antah berantah, ya silakan saja. Dia punya hak untuk memiliki penafsiran sendiri tentang agama. Apalagi, pemikiran semodel ini bukan barang baru. Ia telah ada sejak berabad-abad lalu, terutama ketika kemunculan Abul A'la al Ma'arri atau Ibnu Muqaffa' di abad pertengahan,” kata Islah.

“Meski memang, mereka yang memiliki pemikiran seperti ini tidak pernah berhasil membuat Islam menjadi hina, apalagi sampai kehilangan pemeluknya. Yang jadi persoalan kali ini adalah; Panji Gumilang memiliki lembaga pendidikan bernama Al-Zaytun dengan ribuan murid dan alumni. Bayangkan jika pemikirannya berdiaspora kemana-mana,” tambahnya. 

Islah melanjutkan, Ponpes Al-Zaytun harus diambil alih pemerintah, statusnya sebagai lembaga pendidikan juga harus diubah dan harus di bawah kontrol Kementerian Agama. 

“Negara harus turun tangan! Bubarkan Al-Zaytun! Proses hukum semua pengaduan masyarakat, dimana konon oknum Al-Zaytun banyak melakukan pelanggaran pidana. Selanjutnya negara harus mengambil alih Ponpes itu dan konversi menjadi lembaga pendidikan negeri dengan kurikulum di bawah Kementerian Agama. Negara harus bisa membuktikan, bahwa di Indonesia tidak boleh ada perusak citra agama melalui pembajakan jubah-jubah kesalehan, namun tidak mampu dijangkau oleh hukum,” tuntasnya. 

Sekedar informasi, Panji Gumilang bukan baru kali ini saja bikin kontroversi, dia memang kerap mengeluarkan pendapat dan membuat peraturan di Ponpesnya yang justru bertentangan ajaran Islam. 

Jauh sebelumnya dia sempat mengubah tata shalat. Dimana dia mencampurkan jamaah laki-laki dan perempuan dalam satu shaf yang sama. Tidak hanya itu, dia juga pernah blak-blakan mengatakan Mekkah bukan tanah suci umat muslim. Dia bahkan melarang para santrinya untuk berangkat naik haji atau umroh ke Mekkah, sebab tanah suci bagi Panji Gumilang adalah Indonesia.