Penyakit hipertensi atau yang lebih kita kenal dengan istilah penyakit darah tinggi adalah kondisi di mana penderita memiliki tekanan darah yang jauh lebih tinggi dibandingkan keadaan normal. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. 

Jika dibiarkan, hipertensi dapat mengganggu fungsi organ-organ vital seperti jantung dan ginjal. Bila terus berlanjut, dapat meningkatkan risiko stroke, gagal ginjal, dan gagal jantung. 

Hipertensi atau masalah darah tinggi bisa dialami siapa saja, bahkan termasuk oleh ibu hamil. Karenanya ada kasus hipertensi selama kehamilan.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan silent killer, karena penyakit ini sering datang tanpa gejala apapun. Risiko komplikasi akan meningkat dengan adanya faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah lainnya, seperti kadar kolesterol dan kadar gula darah yang tinggi. 

Karena hal-hal tersebut, penderita tekanan darah tinggi harus terus mengonsumsi obat-obatan sepanjang hidupnya, walaupun tekanan darahnya sudah normal. Karena bahaya darah tinggi, penderita hipertensi juga harus rutin memeriksakan tekanan darahnya ke dokter.

Terkait penyakit, khususnya hipertensi, mencegah selalu lebih baik dibanding mengobati. Karenanya, sebelum terkena hipertensi, ada baiknya kita melakukan upaya-upaya sehat untuk mencehanya. Berikut ini langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah hipertensi sejak dini, menurut buku Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi.

Olahraga

Saat berolahraga, semisal jalan cepat, bersepeda, joging, berenang, atau mengikuti aktivitas aerobik lainnya, tekanan darah akan naik cukup banyak. Misal selama melakukan latihan-latihan aerobik yang keras, tekanan darah sistolik dapat naik 150-200 mmHg dari tekanan sistolik ketika istirahat yang sebesar 110-120 mmHg. 

Sebaliknya, segera setelah latihan aerobik selesai, tekanan darah akan turun sampai di bawah normal, dan berlangsung selama 30-120 menit. Penurunan ini terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran dan relaksasi.

Pada penderita hipertensi, penurunan itu akan nyata sekali. Kalau olahraga aerobik dilakukan berulang-ulang, lama kelamaan penurunan tekanan darah tadi berlangsung lebih lama. Itulah sebabnya latihan olahraga secara teratur akan dapat menurunkan tekanan darah. 

Dari hasil penelitian, bila penderita hipertensi tingkat ringan mau melakukan latihan olahraga earobik secara teratur dan cukup takarannya, tekanan darah sistoliknya dapat turun 8-10 mmHg dan diastoliknya turun 6-10 mmHg.

Meditasi

Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Alternative and Complementary Medicine menyebut orang-orang yang mudah cemas, kurang tidur, dan mengalami masalah metabolisme, sering memiliki tekanan darah tinggi. Studi ini juga menyebut meditasi bisa menurunkan tekan darah hanya dalam waktu 15 menit.

"Meditasi merupakan respons yang membuat tubuh merasa rileks. Meditasi membuat seseorang merasa tenang, membuat peredaran darah ke otak lebih lancar sehingga stres pun hilang," ungkap dr Herbert Benson dari Harvard Mind Body Medical Institute.

Cara melakukan meditasi yang bermanfaat pun tidak rumit. Tak perlu membaca mantra atau mendengarkan musik oriental Tibet, Anda hanya perlu menenangkan diri sambil duduk bersila. Setelah itu, kembangkan perasaan Anda untuk lebih merasakan hal-hal yang ada di sekitar, bukan apa yang ada di kepala Anda.

Duduk dalam posisi tegak, karena posisi duduk yang terlalu santai dan rileks malah menyebabkan kantuk. Atur napas secara perlahan, tarik napas dalam-dalam sebelum mengeluarkannya secara perlahan.

Jika memungkinkan, lakukan meditasi di pagi hari sehingga Anda mendapat paparan sinar matahari. Namun manfaat meditasi juga tetap didapat jika melakukan di siang maupun malam hari.