Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan situasi menyeramkan yang terjadi di dunia saat ini. Berdasarkan laporan lembaga internasional, setidaknya ada 66 negara akan ambruk dan 345 juta orang di 82 negara kelaparan.

Demikian disampaikan Jokowi pada Peresmian Pembukaan Kongres XII LVRI dan Munas XI PIVERI Tahun 2022, Selasa (11/10/2022).

"Situasi saat ini adalah situasi yang tidak mudah, situasi yang sangat-sangat sulit untuk semua negara. Lembaga-lembaga internasional menyampaikan 66 negara berada pada posisi yang rentan untuk kolaps. Saat ini 345 juta orang di 82 negara menderita kekurangan akut dan kelaparan, artinya ada krisis pangan," jelasnya.

Di samping itu ada puluhan negara kini terjerat tumpukan utang. Sebanyak 28 negara, dilaporkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kepada Jokowi, antre untuk menjadi pasien Dana Moneter Internasional (IMF).

"Tadi pagi saya mendapatkan telfon dari Menteri Keuangan dari Washington DC yang menyampaikan sudah 28 negara antre masuk sebagai pasien IMF," kata Jokowi.

Kondisi tersebut bermula dari pandemi covid-19 yang belum sepenuhnya berakhir. Diperparah oleh perang Rusia dan Ukraina sebagai biang kerok krisis pangan dan energi, menimbulkan lonjakan inflasi di mana-mana.

Situasi semakin rumit, tatkala negara maju mengubah arah kebijakan moneter. Seperti Amerika Serikat (AS) yang dengan agresif menaikkan suku bunga acuan dan menimbulkan gejolak besar di pasar keuangan. Negara dengan kondisi fiskal yang rapuh, terpaksa jatuh ke jurang krisis keuangan.

"Artinya pandemi yang melanda semua negara yang menyebabkan ekonomi global ambruk. Ditambah perang rusia dan ukraina. Sehingga krisis pangan, energi dan keuangan sekarang ini mengintip semua negara," paparnya.