Ruang Hampa

Tak selesai merangkai puisi
Tak juga akhir dari not-not lagu
Merenda lukisan yang kusut
Aku terdampar dalam ruang hampa
Sunyi...dan senyap
Tanpa suara

Kudengar jeritan binatang yang terluka
Mataku berurai darah
Menangis tanpa suara
Tulang-belulangku lemas
Urat nadiku tak lagi berfungsi
Rambutku rontok jatuh ke tanah basah
Tiada oksigen,
Tiada karbondioksida
Molekul-partikel-atom pun tiada
Karena ini hati hampa
Karena ini ruang hampa

Aku tak mampu lagi bicara
Aku tak kuasa lagi berkata
Habis kalimat, terkuras alinea
Meyakinkan mereka begitu sulit
Karena memang realitas tak berdasar
Cuma impulsif
Cuma psikoneurosis

Cuma nurani yang pasif

Gema suara kabur ke udara
Tiada terdengar telinga
Aku bingung
Aku merenung
Aku linglung
Aku melamun
Aku terkurung
Aku murung

Tak selesai merangkai puisi
Tak juga akhir dari not-not lagu
Merenda lukisan yang kusut
Aku terdampar dalam ruang hampa
Sunyi...dan senyap
Tanpa suara

Kemana perginya suara hati
Tlah lama tak lagi kutemui
Borok-borok kehidupan
Tawa-tawa di meja pesta
Berlalu tiada kesan yang abadi
Telah hilang segala-galanya
Telah musnah semua-muanya

Tidak!
Di sini aku masih bereaksi
Goreskan luka di bait-bait puisi
Teriakkan duka meski lewat bernyanyi
Aku yakin kan mengerti
Aku masih seperti yang kuingini

Aku tak kan pergi dari nurani
Meski ku terdampar dalam kehampaan
Yang mencekik tak terperi
Yakinilah, karena aku pun yakin
Ruang hampa akan hadirkan asa
Jika kehampaan mampu dibuang
Jika uraian mampu dipahamkan
(Tapi aku tak paham!!!)
Ya, inilah ruang hampa