Yang Sekarang dan yang Dulu

Ketika musim dingin datang, banyak orang yang pergi ke pemandian air hangat untuk menghangatkan tubuh. Begitu pula Nasruddin. Siang hari itu, Nasruddin sendirian mendatangi tempat pemandian air hangat. Dia mengenakan pakaian yang lusuh dan terlihat kotor. Karenanya, para pelayan di tempat pemandian itu pun memperlakukannya dengan seenaknya. Mereka hanya memberikan selembar handuk yang sama lusuhnya dan sepotong sabun kecil.

Setelah selesai mandi, Nasruddin memberikan dua keping uang emas kepada orang yang tadi melayaninya tanpa menunjukkan sikap mengeluh sama sekali. Tentu saja pelayan itu jadi bertanya-tanya dalam hati; seandainya saja ia tadi memperlakukan Nasruddin dengan lebih baik, maka tentuya dia akan mendapatkan uang yang jauh lebih banyak.

Beberapa hari kemudian, Nasruddin kembali datang ke tempat pemandian itu. Kali ini para pelayan di tempat pemandian pun berebutan melayaninya, dan Nasruddin diperlakukan seperti seorang raja. Pelayan yang telah melayaninya minggu kemarin segera menyediakan parfum yang sangat wangi, menyediakan handuk yang amat bersih, bahkan juga memberikan pijatan yang menyegarkan untuk Nasruddin.

Setelah acara mandinya selesai, Nasruddin memberikan dua keping uang tembaga yang paling kecil nilainya kepada orang yang melayaninya.

Si pelayan terbengong menerima jumlah uang yang diberikan Nasruddin. Tetapi Nasruddin segera menjelaskan, “Uang ini untuk pelayanan kalian yang dulu, sedang keping uang emas yang dulu itu untuk pelayanan kalian yang sekarang.”