Tahu Apa yang Akan Terjadi

Karena pohon-pohon di depan rumahnya sudah begitu rimbun dan menutupi halaman depan, Nasruddin bermaksud memangkas batang-batang dan cabang-cabang pohon itu agar halamannya bisa sedikit lebih rapi. Maka Nasruddin pun memanjat ke salah satu pohon yang besar dan mulai menggergaji salah satu batang cabangnya.

Ketika Nasruddin tengah asyik menggergaji, seseorang lewat di depan halaman rumah Nasruddin dan menengok suara di atas pohon. Orang yang lewat itu pun berhenti dan berkata pada Nasruddin yang masih saja asyik menggergaji, “Maaf, bukannya saya bermaksud mengganggu,” katanya. “Kalau Anda terus menggergaji seperti itu, Anda pasti akan jatuh.”

Orang itu berkata seperti itu karena melihat Nasruddin yang menggergaji pohonnya dengan cara yang aneh; dia duduk di bagian ujung cabang pohon yang tengah digergajinya.

Tetapi Nasruddin hanya diam saja dan tak menanggapi ucapan orang itu. Dia pikir kalau orang itu hanyalah seseorang yang usil; seorang yang hanya tahu bicara, yang hanya dapat mengatakan sesuatu yang seharusnya tak dilakukan orang lain.

Beberapa saat kemudian, ketika orang tadi telah berlalu, Nasruddin akhirnya benar-benar terjatuh dari atas pohon ketika cabang yang digergajinya itu terpotong.

“Ya Allah,” ujar Nasruddin saat mendapati tubuhnya terjatuh, “ternyata orang itu tahu apa yang akan terjadi.”

Maka dengan terburu-buru Nasruddin bangkit dan berlari dengan maksud mengejar orang tadi untuk menanyakan nasibnya di masa mendatang. Tetapi ternyata orang tadi sudah lenyap.