Kau Benar, Aku yang Salah

Sepulang dari menghadiri acara pesta yang mengundangnya, Nasruddin berjalan sendirian melewati komplek pemakaman. Di tengah jalan di komplek pemakaman yang sepi itulah Nasruddin melihat beberapa orang yang tengah berjalan menuju ke arahnya. Karena yakin kalau orang-orang itu pastilah perampok, Nasruddin pun tanpa pikir panjang segera bersembunyi di dalam sebuah lubang makam kosong yang baru digali.

Namun malang bagi Nasruddin. Ketika para perampok itu sampai di tempatnya, mereka melihat ke arah lubang makam itu dan mendapati seonggok kepala Nasruddin yang tersembul dari dalam lubang. Karena heran sekaligus penasaran, beberapa perampok itu pun mendekatinya.

“Hei, siapa kau?!” tanya salah seorang perampok.

Nasruddin menjawab dengan linglung, “Uh, aku mayat yang dikubur di sini.”

“Mana ada mayat yang bisa bangun di tengah malam begini?”

“Ada,” jawab Nasruddin.

“Untuk apa?” tanya si perampok lagi.

Nasruddin kembali menjawab, “Untuk menghirup udara segar.”

“Mana mungkin orang mati masih butuh udara segar?!”

“Uh, iya ya. Kau benar, aku yang salah,” jawab Nasruddin akhirnya sambil membaringkan lagi tubuhnya di dalam lubang kuburan itu.

Para perampok itu tertawa, kemudian meninggalkan Nasruddin tanpa mengganggunya.