Perjaka Ting-ting

Seorang ibu berpesan pada putrinya yang lugu menyangkut kriteria calon suami yang diinginkannya.

“Kalau kamu akan menikah dengan seorang lelaki,” kata ibunya, “Ibu ingin calon suamimu itu memiliki tiga hal penting agar kamu tidak menyesal.”

Anak perempuannya yang lugu itu mengangguk dan mendengarkan.

Si ibu melanjutkan, “Pertama, lelaki yang jadi suamimu haruslah seorang yang setia. Kedua, dia harus pintar mengelola uang. Dan yang ketiga, dia harus masih perjaka ting-ting.”

Sekali lagi anak perempuannya mengangguk.

Beberapa waktu kemudian, si anak perempuan yang lugu itu menyatakan kehendaknya untuk menikah dengan seorang lelaki. Si ibu segera menanyakan apakah lelaki yang akan menjadi suaminya itu memiliki tiga kriteria yang pernah dikatakannya dulu.

Si anak perempuan mengangguk, lalu menceritakan, “Saat kami baru kenalan, dia selalu menggandeng tangan saya, juga sering membelai saya. Bukankah itu menunjukkan kalau dia lelaki yang setia?”

Ibunya mengerutkan kening.

“Lalu, saat kami kemalaman waktu dalam suatu perjalanan,” lanjut si anak perempuan, “dia mengajak saya menginap di hotel. Dia mengatakan kalau sebaiknya kami menyewa satu kamar saja biar irit. Bukankah itu menunjukkan kalau dia seorang yang pintar mengelola uang?”

Ibunya tambah mengerutkan kening.

“Nah, dia juga masih perjaka ting-ting,” lanjut si anak perempuan.

“Bagaimana kamu bisa tahu?” tanya ibunya penasaran.

Dan si anak perempuan menjawab, “Mmm...habis, ‘itu’nya masih baru, masih dibungkus plastik.”