Kode Malam Pengantin

Tiga orang gadis kakak beradik dinikahkan secara bersamaan. Gadis yang pertama mendapatkan calon suami seorang pelukis. Gadis yang kedua mendapatkan calon suami seorang dokter. Sedangkan gadis yang ketiga mendapatkan calon suami seorang penyanyi.

Sebelum pernikahan, ibu mereka pun berpesan, “Nanti, Ibu akan mengetuk pintu kamar kalian pada saat malam pertama. Kalau kalian merasakan nikmat, berilah kode batuk-batuk dua kali. Kalau kalian merasakan sakit, berikan kode batuk-batuk tiga kali.”

Ketiga anak gadisnya pun mengangguk.

Pada malam pengantin, seperti yang telah dikatakan sebelumnya, sang ibu pun mengetuk masing-masing pintu kamar anak-anaknya.

Saat mengetuk pintu anak pertama, terdengar batuk-batuk dua kali. Begitu pun pada saat mengetuk pintu kamar kedua. Namun ketika mengetuk pintu kamar ketiga, tak terdengar suara batuk apapun sebagai kode.

Pagi harinya, sang ibu pun menanyakan bagaimana kesan-kesan anak-anaknya dalam menghadapi malam pertama perkawinannya.

“Wah, rasanya tubuhku seperti dilukis-lukis,” kata anak pertama yang bersuami seorang pelukis.

“Kami main dokter-dokteran,” ujar anak ketiga yang bersuami seorang dokter.

Lalu si ibu berpaling pada anak ketiga, “Kenapa tadi malam kamu tidak memberi kode?”

Si anak ketiga bersuamikan penyanyi menjawab, “Bagaimana saya bisa memberikan kode? Mikrofon suami saya masih di dalam mulut saya!”