Sebanyak 114 warga Arjasari, Kabupaten Bandung yang tinggal di wilayah blank spot internet kini dapat menikmati internet yang disediakan Arjasari Net.

Penyediaan infrastruktur internet masuk desa ini, tidak lepas dari sosok pemuda kelahiran Tanah Karo, Sumatra Utara bernama Muhammad Randi Alwi (23), yang kini berdomisili di Malangbong, Kabupaten Garut.

Tidak pernah terpikir di benak Randi untuk berbisnis internet seperti saat ini. Randi mengisahkan, kemampuan membuat jaringan internet ini didapatkannya secara otodidak saat ia menempuh pendidikan sebagai Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Randi mengaku jika kemampuannya itu didapatkan dengan cara berselancar di dunia maya pada tahun 2019 lalu. Saat itu ia harus kuliah secara daring.

"Bisa secara otodidak, penasaran bagaimana cara kerja provider internet. Saya juga ikut sertifikasi mikrotik dan semuanya dipelajari secara online. Saya bukan lulusan SMK, tapi SMA, enggak ada latar belakang sama sekali, sekarang aja pas kuliah elektro ada pembahasan internet," kata Randi di tempat server Arjasari Net di Desa Arjasari.

Anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Fahrudin dan Ai Sofiah ini menyebut, pengetahuan membuat jaringan internet didapatkan dari Google dan referensi lainnya yang diakses di dunia maya.

"Ayah guru ngaji dan ibu hanya ibu rumah tangga biasa, pas di tempat kuliahan soal jaringan ada dibahas, tapi tidak sebanyak seperti yang dipelajari sekarang. Kalau yang saya dapat sekarang dari internet, bisa mencapai 70 persen," ungkapnya.

Randi mengaku, ia juga memiliki teman sharing untuk membahas tentang pembuatan jaringan internet, meski begitu temannya itu juga dikenal secara daring. "Ada orang Lampung, kenal secara online dari Facebook," ucapnya.

Dari Penasaran Jadi Ladang Bisnis

Sebelum dibuat sebagai ladang bisnisnya saat ini, Randi menyebut ia pertama kali buat jaringan internet ini di rumahnya yang berada di Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut sejak tahun 2019 lalu.

"Awalnya karena di sana banyak kuliah dan sekolah dengan tugas online, awalnya bantu dan banyak permintaan akhirnya ke sana ke sini cari kerjasama dengan perusahaan, baru bisa direalisasi (pembuatan jaringan internet)," jelasnya.

Sebelum membuat Arjasari Net, Randi juga membuat server Internet serupa di Garut dengan nama Randi Net. Jaringan internet itu dibuat di sekitar rumahnya dan penggunanya sudah mencapai 400 pengguna.

"Ada juga yang di Garut pas awal pandemi 2019, pas kuliah online, bikin di kampung soalnya di kampung juga banyak blank spot, yang di sana hampir 400 pengguna," tuturnya.

Selain itu, Randi juga dapat membuat lapangan kerja dengan merekrut sejumlah karyawan yang bertugas sebagai teknisi. Untuk Arjasari Net sendiri Randi merekrut tiga orang teknisi lulusan SMA dan SMK bernama Zaki, Sahar dan Farid yang sama-sama merupakan warga Garut.

Randi memiliki mimpi jaringan internet yang dibuatnya bisa terus dikembangkan dengan pengguna yang lebih banyak dan jaringan internet yang dibuatnya bisa dirasakan oleh warga Arjasari yang tinggal di kawasan blank spot.

"Ya mudah-mudahan satu desa kita cover semua, lanjutan ke desa tetangga yang blank spot. Banyak dari desa lain permintaan seperti Desa Pinggirsari, Desa Rancakole, belum karena butuh modal besar," jelas Randi.

Randi juga buka-bukaan soal omzet dari bisnis internet yang dibuatnya. Omzet kotor dari bisnis ini bisa mencapai puluhan juta.

"Untuk Arjasari Net, omzet sekitar Rp 30 kotor, masuk ke saku Rp 3 juta di luar teknis. Kalau yang di Garut kerjasama dengan teman, kotor sekitar Rp 40 juta, bersih ke saya Rp 5 juta," pungkasnya.