Mi instan, rebus dan goreng, sering menjadi menu favorit yang kita pesan saat ke warung burjo maupun warkop. Rasanya seolah jadi lebih nikmat saat dibeli daripada ketika memasaknya sendiri.

Dilihat dari cara memasaknya, sebenarnya proses memasak mi di warung tidak jauh berbeda dengan cara membuat mi instan yang biasa kita lakukan di rumah.

Rais, pemilik warung burjo, mendemonstrasikan cara memasak mi dengan memasukkan telur ke air yang belum mendidih di atas kompor. Setelahnya, ia menunggu air hingga mendidih.

Usai air mendidih, Rais memasukkan mi instan sembari menuang bumbu piring. Sehingga bumbu dan kuah mi terpisah. Setelah itu, ia mencampurkan sawi ke mi yang sedang dimasak. 

Mi ini kemudian diaduk dengan cara menekan mi sedikit demi sedikit. Tujuannya, kata Rais, agar mi tidak terpencar.

Usai dirasa mulai matang, mi dibalik, kemudian ditunggu sebentar. Proses ini dilakukan agar mi matang secara merata.

Setelah matang, mi ditiriskan dan taruh di piring. Telur dan sayur ditaruh di atas mi yang belum diaduk dan siap disajikan.

Rais menyebut mi instan adalah salah satu menu yang paling banyak dipesan di warungnya. Alasannya karena praktis dan cepat jadi.

"Bubur, kalau engga Indomie, mungkin karena praktis simpel, cepat jadi, orang-orang pada banyak yang makan yang kaya gitu," ujarnya.

Rais selaku pemilik warung mengaku tidak ada resep istimewa yang digunakan dalam membuat mi instan. Tapi diduga karena prosesnya yang dilakukan orang lain, mi terasa lebih nikmat.

"Resep rahasia nggak ada. Mungkin karena dibikinin kali ya," kata Rais disertai tawa.

Tetapi ia mengaku rasa mi instan yang dibuat di warung memang lebih enak dibanding saat masak sendiri.

"Saya juga bingung, kok orang itu kebanyakan (milih burjo), kayanya lebih enak gitu daripada bikin sendiri gitu," ucap Rais.

"Beda, saya juga (merasa lebih enak dibuat di warung) padahal istilahnya saya juga tukang buat Indomie gitu, ya. Tapi rasanya beda. Memang beda ketimbang saya beli di warung di luar gitu. Saya jujur enggak tahu saya juga. Bingung gitu," katanya.

Sementara itu, salah satu pengunjung, Hasti dan Rianto yang dijumpai di lokasi mengaku kerap membeli mi instan rebus di warkop dan burjo. Selama sebulan biasanya mereka membeli satu sampai dua kali usai bekerja.

Saat ditanya mengapa kerap membeli mi instan yang dapat dibuat sendiri di rumah, Hasti dan Rianto kompak menyebut alasannya karena lebih enak.

"Kalau bikin sendiri kurang enak, kalau dibikinin orang baru enak," ujar Rianto yang disetujui Hasti.

"Karena bayar kali, ya, kalau dibikinin orang enak, kalau bikin sendiri kurang enak," tutup Hasti.

Hmm, jadi apakah kamu setuju kalau mi instan yang dibuat orang lain, seperti di warung burjo lebih enak daripada buatanmu sendiri?