Usia ideal menikah versi BKKBN viral di media sosial. BKKBN mengkampanyekan usia ideal menikah untuk perempuan adalah 21 tahun sementara laki-laki 25 tahun.

Usia ideal menikah tersebut mendapat respons beragam dari netizen. Hanya saja ada yang menuliskan menikah lewat di usia tersebut dianggap 'kedaluwarsa'.

Padahal, Kepala BKKBN dr Hasto mengatakan kampanye usia ideal menikah tersebut menitikberatkan pada kemapanan calon pengantin, baik dari sisi fisik dan psikologis. BKKBN menyarankan usia menikah ideal perempuan adalah 21 tahun, mengingat angka kematian ibu dan anak akan tinggi jika persalinan dilakukan di usia belum 20 tahun.

"Alasan secara biologis bahwa perempuan usia belum 20 tahun memang banyak hal yang membuat risiko yaitu bayi lahir dengan stunting, kemudian kematian bayi, kematian ibu juga tinggi pada kehamilan dan persalinan pada usia anak," ungkap dr Hasto.

Di samping bahaya biologis, pernikahan terlalu dini juga memiliki risiko tinggi perceraian. Pasalnya, kebanyakan kasus perceraian dipicu oleh masalah-masalah kecil yang terjadi terus-menerus. Jika pasangan suami-istri masih berusia terlalu dini, dr Hasto khawatir, tingkat kedewasaannya belum mencukupi untuk menghadapi masalah tersebut.

Usia psikologis yang masih labil akan mempengaruhi pola pengasuhan anak.
Kematangan usia dan mental dapat berdampak pada gizi serta kesehatan anak.
Pernikahan dini dapat menempatkan remaja putri dalam risiko kesehatan atas kehamilan dini.

Adanya potensi kanker leher rahim atau kanker serviks pada remaja di bawah 20 tahun yang melakukan hubungan seksual.

Pernikahan sebaiknya dilakukan jika sudah matang di berbagai aspek, salah satunya usia. Selain usia, ada beberapa hal lain yang menjadi pertimbangan sebelum menikah, misalnya finansial dan kesiapan mental.

"Harapannya juga usia 25 tahun untuk laki-laki sudah mendapatkan pekerjaan yang mapan untuk menanggung secara finansial. Jadi kematangan secara ekonomi, kesiapan secara mental dewasa, saya kira cukup," imbuh dr Hasto.