Clara Angeline, 24, gundah. Warga Sidoarjo ini ingin mengasuh anak kandungnya. Upaya itu bahkan dilakukannya bertahun-tahun lamanya. Hingga saat ini. Namun, langkahnya menemui jalan terjal.

Dia harus menebus Rp 10 miliar. Belakangan, turun jadi Rp 2,5 Miliar ke Ningsih Tinampi, ahli pengobatan alternatif di Pandaan, Kabupaten Pasuruan.

“Awalnya minta Rp 10 miliar. Terus turun, menjadi Rp 2,5 miliar,” kata Clara Angeline saat ditemui di Bangil.

Tentu saja Clara tak sanggup membayar. Dia lantas melaporkan kasusnya itu ke Polres Pasuruan.

Sementara anaknya tetap di tangan Ningsih Tinampi, ahli pengobatan tradisional terkenal di Pandaan yang selama ini memang merawatnya.

Clara bercerita, rebutan anak dengan Ningsih Tinampi dimulai pada tahun 2019. Saat itu, Clara sering pusing. Rekan ayahnya lantas merekomendasikan agar Clara berobat ke Ningsih Tinampi.

Sebelum ke Ningsih Tinampi, ia sempat berobat ke Bali. Namun, belum ada hasilnya. Kepalanya masih pusing.

“Saya pusing tiga hari. Berobat ke Bali, belum ada hasil. Akhirnya, teman papa saya merekomendasikan ke Ningsih Tinampi. Saya sebenarnya tidak mempercayai hal-hal magic,” sambung dia.

Clara kemudian dibawa ke Ningsih Tinampi untuk menjalani pengobatan alternatif. Saat itu dia dalam kondisi hamil delapan bulan.

Kurang lebih sebulan dia menjalani perawatan di tempat khusus yang dimiliki Ningsih Tinampi di Pandaan. Lalu suatu hari, saat di kamar mandi, bayi yang dikandungnya akhirnya terlahir.

Clara kemudian diangkat pamannya ke kamar. Tanpa ada bidan, Clara melahirkan bayi laki-laki. “Saya lahiran di situ. Bidan datang, setelah 15 menit saya lahiran,” ungkapnya.

Begitu lahir, banyak yang menginginkan bayinya tersebut. Termasuk karyawan Ningsih Tinampi.

Namun menurut Clara, ia menolak memberikannya. Ia berniat mengasuh anaknya sendiri. Meski sebenarnya, anak tersebut tidak memiliki ayah yang jelas.

“Saya hamil karena menjadi korban pemerkosaan,” tambahnya.