Mengenal Kehebatan Teknologi CGI Dalam Proses Pembuatan Film

ZonaKamu - Ada banyak hal menakjubkan yang bisa kita saksikan di film, meliputi adegan-adegan memukau, persahabatan manusia dengan binatang buas, sosok makhluk-makhluk aneh yang sebenarnya ada dalam mitos, dan lain-lain.

Dalam film Eragon, misalnya, kita menyaksikan seorang pemuda yang bersahabat dengan sesosok naga. Sosok naga dalam film tentu bukan naga sungguhan, karena nyatanya di dunia kita memang tidak ada naga. Lalu bagaimana film menghasilkan tontonan berwujud sesosok naga? CGI jawabannya.

CGI (Computer Generated Imagery) adalah pencitraan yang dihasilkan oleh komputer sebagai penerapan lanjutan dalam bidang komputer grafis. Secara sederhana, CGI serupa dengan teknik animasi tradisional.

Dalam teknik animasi tradisional, suatu gerakan dibuat melalui rangkaian gambar-gambar yang saling bertautan. Umumnya, sebuah gambar bergerak tercipta dalam ritme 24 fps (frame per second).

Artinya, dalam 1 detik, terdapat 24 gambar yang saling bertumpuk, yang menciptakan satu harmoni gerak. Gambar-gambar itu, dalam konteks animasi tradisional, dibuat langsung oleh tangan si pembuat.

CGI, dalam pengertian sederhana, mengerjakan proses tersebut dengan memanfaatkan kekuatan komputer. Pada akhirnya, teknik tradisional maupun memanfaatkan komputer, menghasilkan suatu efek ilusi yang sulit dicapai dengan cara normal.

Penggunaan CGI telah merentang cukup lama dalam dunia perfilman. Dua film yang menjadi patokan awal penggunaan CGI ialah Westworld dan Futureworld. Westworld merupakan film buatan 1973 yang pertama kali memanfaatkan animasi 2D bagi film itu.

Sementara Futureworld, film yang dibuat pada 1976, tercatat sebagai film yang pertama kali menggunakan efek 3D. Di film itu, Ed Catmull dan Fred Parke dari University of Utah, sukses menciptakan tangan dan wajah “palsu.”

Dalam buku berjudul “Advanced RenderMan: Creating CGI for Motion Pictures” yang ditulis Anthony A. Apodaca, setidaknya ada dua film lain yang menjadi tonggak signifikan penggunaan efek visual komputer pada dunia perfilman.

Film itu antara lain “Tron,” film besutan studio Disney pada1982, dan “The Last Starfighter,” film bikinan Universal Studios pada 1984. Sayangnya, kedua film itu gagal di pasaran.

Kisah sukses penggunaan efek visual komputer akhirnya datang pada 1989 dengan kemunculan “The Abyss.” Film garapan James Cameron itu sukses memboyong Oscar dalam kategori “Best Visual Effect.” Efek visual di film itu dikerjakan oleh rumah produksi efek visual bernama Industrial Light and Magic.

Dalam dunia film, Industrial Light and Magic memiliki jejak yang cukup memukau menggarap efek visual. Efek visual pada judul-judul film blockbuster seperti Back To The Future, Rogue One: A Star War Story, Captain America: Civil War, The Martian, dan The Revenant, digarap oleh perusahaan tersebut.

Salah satu film lain yang menjadi titik penting capaian CGI dalam dunia film ialah film animasi berjudul “Toy Story” yang rilis pada 1995. Toy Story, merupakan film animasi berkekuatan CGI berdurasi utuh (full-lenght) pertama.

Stacey Abbot, dalam jurnalnya berjudul “Final Frontiers: Computer-Generated Imagery and the Science Fiction Film”, mengutip daftar yang dibuat majalah SFX di 2005, mengungkapkan bahwa mayoritas film-film yang memanfaatkan efek visual komputer ialah film bertema fiksi sains.

Alasan banyaknya film bertema fiksi sains memanfaatkan efek visual komputer, karena film demikian dituntut menghadirkan narasi futuristik.

“Penggunaan efek visual komputer pada film fiksi sains karena film-film itu sendiri umumnya menghadirkan imajinasi teknologi masa depan,” ungkap Kuhn sebagaimana dikutip Abbot.

Apa yang diungkap Abbot, senada dengan yang ditulis Sung Wook Ji dari Indiana University, dalam tulisannya berjudul “Production Technology and Trends in Movie Content: An Empirical Study.”

Dalam tulisannya itu, Ji mengidentifikasi jenis film yang banyak menggunakan unsur visual efek komputer pada daftar 50 film box office antara 1993 hingga 2005.

Hasilnya, film berjenis action, adventure, animation, family, fantasy, musical, dan sci-fi, masuk daftar teratas jenis-jenis film yang menggunakan visual efek komputer. Sementara film berjenis biography, comedy, crime, drama, music, romance, dan sports, merupakan jenis film yang jarang memanfaatkan efek visual komputer.