Memahami Tingkat Dengkuran Saat Tidur

ZonaKamu - Saat Anda mendengkur dalam tidur, kemungkinan besar Anda tidak menyadari atau bahkan tidak mendengar suara dengkuran Anda sendiri. Tapi orang lain menyadari hal itu. Mereka tidak hanya mendengar suara dengkuran Anda yang mungkin mengganggu, namun juga menyaksikan Anda yang mungkin tampak tidak nyenyak dalam tidur.

Kenyataannya, mendengkur dalam tidur memang bukan tanda tidur nyenyak. Orang yang mendengkur dalam tidur bahkan kerap mengalami gangguan henti napas yang disebut obstructive sleep apnea (OSA). Gangguan itu terjadi, akibat tertutupnya saluran napas oleh jaringan lunak. Kegemukan atau obesitas menjadi faktor penting terjadinya OSA.

Jika Anda ingin mengetahui apakah dengkuran Anda selama tidur tergolong serius atau tidak, Anda bisa menjawab tes berikut ini. Anda cukup menjawab “Ya” atau “Tidak” untuk setiap pernyataan berikut:
  • Menurut keluarga/pasangan, saya mendengkur ketika tidur.
  • Menurut keluarga/pasangan, saya berhenti bernapas ketika tidur meski saya tidak mengingatnya ketika bangun.
  • Saya menderita tekanan darah tinggi.
  • Keluarga dan teman-teman saya mengatakan bahwa mereka melihat ada perubahan dalam perilaku saya.
  • Berat badan saya terus bertambah.
  • Saya berkeringat sangat banyak ketika tidur.
  • Jika diperhatikan, detak jantung saya kuat sekali atau berdetak tak teratur pada malam hari.
  • Saya sering sakit kepala pada waktu pagi.
  • Saya sulit tidur bila menderita selesma.
  • Saya tiba-tiba terbangun pada malam hari karena kehabisan napas.
  • Saya kelebihan berat badan (overweight).
  • Rasanya gairah seksual saya hilang.
  • Saya tetap merasa mengantuk pada siang hari, meski saya tertidur nyenyak pada malam hari.
Cara menilai: Apabila Anda menjawab “Ya” hingga tiga atau lebih, maka Anda menunjukkan gejala-gejala OSA.

Beberapa hal yang bisa dikenali sebagai gejala OSA pada malam hari di antaranya adalah mendengkur, jeda bernapas, sesak napas, banyak berkeringat, tidur tidak nyenyak, insomnia, dan terbangun dari tidur dengan sakit di dada, napas pendek, atau panik.

Sementara pada siang hari, gejala OSA bisa dikenali melalui sakit kepala, sering mengantuk, berkurangnya daya ingat dan konsentrasi, depresi, dan mudah tersinggung atau mudah terjadi perubahan suasana hati.