Hal-hal Penting Seputar Pemeriksaan Kehamilan yang Perlu Diketahui

ZonaKamu - Kehamilan, khususnya kehamilan pertama, adalah peristiwa besar yang membahagiakan bagi setiap pasangan. Namun peristiwa besar itu bisa membingungkan jika pengetahuan Anda masih sangat minim mengenai kehamilan, sehingga bisa jadi Anda dan pasangan justru bingung dan tidak tahu pasti tentang apa yang harus dilakukan.

Yang terutama perlu diketahui pada masa-masa awal kehamilan, Anda sebagai calon ibu harus selalu memeriksakan kandungan secara berkala. Tujuan pemeriksaan itu untuk memastikan kehamilan Anda sehat, dan proses kelahiran kelak normal. Berikut ini beberapa hal penting yang perlu Anda ketahui seputar pemeriksaan kehamilan.

Frekuensi pemeriksaan kehamilan

Untuk memeriksakan kandungan, Anda bisa berkonsultasi kepada bidan atau dokter kandungan. Jadwal pemeriksaan yang dianjurkan umumnya terdiri dari beberapa fase. Pada trimester pertama, Anda harus memeriksakan diri sebulan sekali.

Sampai memasuki masa kehamilan ke-7 dan ke-8 bulan, jadwal pemeriksaan harus berlanjut hingga sebulan dua kali. Saat kehamilan mencapai usia 9 bulan, intensitas pemeriksaan harus ditingkatkan menjadi seminggu sekali.

Meski begitu, tidak menutup kemungkinan jadwal pemeriksaan bisa lebih longgar, dengan catatan kehamilan Anda terdeteksi normal dan tidak ada keluhan yang berarti.

Tujuan pemeriksaan kehamilan

Tujuan pertama pemeriksaan kehamilan adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan kandungan. Hal itu penting untuk mendeteksi kondisi janin. Setelah itu, dokter atau bidan akan memeriksa kehamilan secara teratur—seluruh kondisi kehamilan akan dipantau demi perkembangan yang positif bagi ibu dan janin.

Pemeriksaan kehamilan juga bertujuan untuk mendiagnosis risiko kelainan atau penyakit. Dengan adanya pengawasan menyeluruh, diharapkan proses kehamilan dan kondisi janin selalu sehat, dan segalanya berjalan dengan normal.

Tahapan-tahapan pemeriksaan kehamilan

Ada beberapa tahap pemeriksaan yang penting diketahui calon ibu yang sedang mempersiapkan kehamilan pertama. Tahap-tahap pemeriksaan tersebut adalah pengecekan berat badan, pengecekan tinggi badan, pengecekan urin, pengecekan jantung, pengecekan organ dalam, pemeriksaan organ perut, pemeriksaan kondisi kaki, uji darah, dan uji TORCH.

Ketika menjalani kehamilan, berat badan adalah salah satu hal penting yang harus dipantau. Jika Anda memiliki berat badan normal, kemungkinan besar proses kelahiran juga akan normal. Namun bisa jadi timbul masalah jika Anda kebetulan terlalu kurus atau memiliki berat badan berlebih.

Karenanya, dalam pemeriksaan berat badan, dokter atau bidan akan memberikan saran-saran yang efektif untuk menyeimbangkan berat badan, sehingga nantinya bisa menjalani kehamilan dan persalinan dengan normal.

Selain berat badan, tinggi badan juga akan diperiksa oleh dokter atau bidan Anda, dan biasanya pengecekan ini dilakukan pada awal pemeriksaan. Tujuan pemeriksaan tinggi badan adalah untuk mengetahui ukuran panggul.

Melalui ukuran panggul calon ibu, dokter akan mengetahui apakah nantinya proses persalinan akan berjalan normal atau tidak. Jika kondisi panggul tidak memungkinkan, bisa jadi kelahiran bayi dilakukan melalui operasi.

Kemudian, pemeriksaan urin ditujukan untuk mengetahui kadar gula darah. Hasil dari pemeriksaan digunakan untuk memastikan apakah Anda menderita penyakit tertentu, misalnya diabetes. Pengecekan urin juga bertujuan untuk mengetahui kadar protein tertentu dan kenormalan ginjal.

Karenanya, cek melalui urin tidak hanya dilakukan sebelum hamil untuk mengetahui Anda hamil atau tidak. Setelah jelas hamil, Anda juga perlu melakukan pengecekan urin, kali ini untuk menghetahui tingkat kesehatan Anda. Selama semuanya normal, kehamilan bisa dipastikan sehat.

Sebagaimana pengecekan urin, pengecekan jantung juga dibutuhkan untuk mengetahui kesehatan—kali ini untuk memastikan kenormalan jantung Anda. Hal itu penting, karena akan berpengaruh pada kesehatan janin. Selain mengetahui kesehatan jantung Anda, pemeriksaan jantung juga untuk mendeteksi detak jantung janin yang sedang dikandung.

Selain jantung, pengecekan juga akan dilakukan pada organ lain dalam tubuh. Pemeriksaan ini sering dilakukan di masa-masa awal kehamilan, dan sangat berguna untuk menentukan tingkat kesehatan dan kenormalan janin maupun ibu hamil. Beberapa pengecekan meliputi pemeriksaan rongga panggul, mulut rahim, dan letak janin.

Dengan adanya beberapa pengecekan, diharapkan dokter atau bidan akan mampu menyiasati metode kelahiran jika ada kondisi-kondisi abnormal. Selain itu, pengecekan organ dalam juga sangat penting untuk mendeteksi ada tidaknya penyakit dalam tubuh ibu. Karena masalah atau penyakit sekecil apa pun bisa sangat berpengaruh pada kondisi janin.

Jika pengecekan organ dalam dilakukan pada masa awal kehamilan, pemeriksaan organ perut akan dijadwalkan secara rutin. Metodenya mirip dengan pengecekan organ dalam, namun pemeriksaan organ perut lebih difokuskan pada posisi rahim dan pertumbuhan janin. Melalui pemeriksaan organ perut, dokter atau bidan akan selalu dapat memantau perkembangan kehamilan, dan menyiapkan berbagai solusi jika dibutuhkan.

Selama kehamilan berlangsung, pembengkakan kaki merupakan hal wajar pada ibu hamil, terutama di waktu-waktu menjelang persalinan. Namun, jika kondisi tersebut berlangsung secara berlebihan, dokter atau bidan perlu mengatasinya, hingga kondisinya normal. Ketika hal semacam itu terjadi, pemeriksaan kondisi kaki diperlukan.

Kemudian, pemeriksaan atau uji darah dibutuhkan untuk memantau masa kehamilan. Proses pengujian darah atau tes alpha-fetoprotein dilakukan setelah kira-kira dua minggu lebih usia kehamilan.

Pengecekan darah penting dilakukan untuk mengetahui apakah janin dalam keadaan sehat atau tidak, terutama pada bagian otak dan saraf tulang belakang. Jika hasil pengujian tergolong rendah, janin bisa mengalami Down Sydrome.

Beberapa upaya bisa dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang menyebabkan kondisi janin tidak normal, dan karena itulah pengujian serta pengecekan darah harus dilakukan secara teratur, dengan selalu memperhatikan hasil uji terakhir. Dengan perhatian yang cermat, proses persalinan yang sehat dan normal bisa diharapkan.

Yang terakhir adalah uji TORCH (Toxoplasma Rubella Cytomegalovirus Herpes Simplex). Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui risiko infeksi TORCH saat kehamilan. Infeksi TORCH disebabkan oleh parasit yang bisa berpengaruh pada janin. Jika hal itu terjadi, risikonya bisa sangat serius. Risiko minimal adalah bayi dilahirkan dalam kondisi cacat, sementara risiko yang berat adalah kematian.

Pada uji TORCH, dokter atau bidan akan memeriksa sistem kekebalan tubuh. Untuk mencegah infeksi, metode TORCH berusaha meningkatkan kadar IgG dan IgM.

Kedua zat itu berfungsi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga dapat menghindari risiko infeksi. Metode ini sering berhasil jika hasil IgG dinyatakan negatif. Namun, jika kemungkinannya masih positif, ibu hamil masih harus menjalani perawatan intensif.