Di Hatimu Aku Berlabuh

ZonaKamu - Di sudut paling dalam di jiwaku, ada sebuah kapal kecil yang terombang-ambing tak tentu arah, mencari tempat untuk berlabuh dan menambatkan jangkar untuk beristirahat. Kapal kecil itu terus bergerak-gerak di ngarai dalam hatiku, tak tahu jalan untuk pulang, bahkan tak tahu berada di tempat mana. Sebuah kapal kecil yang tersesat, karam, dan butuh naungan untuk berlabuh.

Kau datang, menawarkan keajaiban dan hati yang lapang. Seperti yang ada di dalam benakmu, kapal kecil di hatiku tahu bahwa kaulah dermaga yang dicarinya, kedamaian yang dinantinya, muara yang ditujunya. Kau datang, dan kapal kecil itu mulai bergerak dengan pasti menuju kedamaian indah di hatimu. Dan kau membiarkan kapal kecil di hatiku untuk berlabuh.

Sudahkah kapal kecil itu berlabuh di hatimu...?

Terima kasih untuk kedamaian, kesetiaan, dan semua ketulusan hati yang telah kau berikan. Terima kasih untuk senyuman, canda, tawa, juga kemarahan-kemarahan lucu yang kau suguhkan. Terima kasih untuk bujukan, pujian, juga rayuan dan kerinduan yang kau kirimkan, yang pernah membuatku tersenyum dan memelukmu erat dengan sepenuh kerinduan. Terima kasih untuk dirimu, terima kasih untuk cintamu...

Dan untuk hari-hari indah yang telah kau berikan kepadaku...? Apa yang harus kukatakan kepadamu tentang betapa besar terima kasihku? Untuk semua senyuman manis, untuk semua pelukan hangat, untuk semua dekapan mesra, untuk semua pandanganmu yang penuh cinta...

Aku ingin bersamamu, bukan hanya sesaat atau sekejap, tapi selamanya, seumur hidupku. Dan kelak, ketika aku harus meninggalkan dunia ini, aku ingin kaulah yang berada di dekatku, memberikan senyummu yang terakhir untuk kubawa dalam perjalanan panjangku.

Aku ingin bersamamu, bukan hanya dengan hitungan abad atau milenium, tapi dengan hitungan keabadian... tanpa akhir... tanpa usai...

Dan kelak, saat aku dibangkitkan dari kematian, aku ingin mencarimu, mencarimu di tengah-tengah lautan manusia yang baru hadir dari kebangkitan, dan terus mencarimu... Dan saat menemukanmu, aku ingin mendekapmu erat, penuh kerinduan, setelah berabad-abad kematian memisahkan kerinduan. Memelukmu dengan sepenuh cinta, seperti dalam kehidupan kita di dunia, berabad-abad yang lalu.

Aku ingin bersamamu, bukan hanya dalam kehidupan, tapi juga dalam kehidupan setelah kematian. Aku ingin bersamamu, bukan hanya di muka bumi, tapi juga di surga nanti. Sebagaimana di dunia, aku pun ingin tetap mencintaimu di sana. Dan jika Tuhan berkenan, aku ingin kaulah yang menemaniku dalam keabadian.

Bersamamu, seperti saat ini, menggenggam jemarimu, merengkuh kelembutanmu, mendekap keindahanmu, dan meresapi setiap kasih ketulusan yang kau berikan.

Aku ingin meniti tangga pelangi. Aku ingin menembus langit, aku ingin mengatakan kepada Tuhan, aku ingin menyampaikan pesan dari jiwaku.

Jika aku diberi kebebasan untuk memilih di sana, aku akan tetap memilihmu, sebagaimana aku memilihmu di kehidupanku di dunia. Dan jika kau menemaniku sekali lagi, aku pun ingin kapal kecil di hatiku berlabuh di hatimu, sekali lagi.