Ternyata Ini Alasan Bukalapak Mem-PHK Banyak Karyawannya

ZonaKamu - Di tengah menggeliatnya ekonomi digital di Indonesia, Bukalapak muncul dengan kabar kurang menggembirakan. Kepala Staf Strategi PT Bukalapak.com, Teddy Oetomo, mengakui perusahaan saat ini tengah memangkas jumlah karyawan. Langkah itu diambil, guna menjaga keberlangsungan bisnis perusahaan di tengah persaingan e-commerce yang kian ketat.

Menurut Teddy, sudah rahasia umum jika perusahaan startup awalnya berada dalam kondisi rugi. Bukalapak, lanjutnya, terus berupaya untuk segera menutup celah rugi itu, dan menjadi startup yang pertama meraih untung.

“Kami ingin menjadi e-commerce unicorn pertama yang bisa meraih keuntungan. Kami juga menargetkan bisa breakeven atau bahkan keuntungan dalam waktu dekat,” ucap Teddy dalam keterangan tertulis.

Meski begitu, keputusan Bukalapak tetap mengagetkan. Hal itu dikarenakan Bukalapak selama ini terbilang agresif dalam menambah karyawan. Data dari iPrice, jumlah karyawan Bukalapak per kuartal II/2019 mencapai 2.696 orang, naik hampir dua kali lipat dari kuartal II/2018 sebanyak 1.500 orang.

Bukalapak juga menjadi perusahaan e-commerce dengan jumlah karyawan terbanyak ke-4 di Indonesia, setelah Tokopedia sebanyak 3.144 karyawan, Shopee sebanyak 3.107 karyawan, dan Mapemall sebanyak 2.933 karyawan.

Unicorn berguguran? 

Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi, menilai kasus PHK di Bukalapak kemungkinan besar terjadi lantaran ada kekeliruan dalam tata kelola. Umumnya, startup kerap terlalu euforia ketika berekspansi, apalagi jika telah dikucuri dana besar. Sejumlah fasilitas dan tawaran gaji pun dibuat menarik oleh perusahaan demi mendapatkan orang-orang yang kompeten.

Hal itu bertujuan untuk memenangkan kompetisi, dalam hal ini di industri e-commerce. Namun, di tengah ketatnya persaingan di bisnis e-commerce, Bukalapak mungkin melakukan kesalahan perhitungan, sehingga menyebabkan perusahaan perlu melakukan efisiensi. Salah satu cara yang ditempuh dengan PHK.