Misteri Villa Berdarah

Heru kembali memasukkan anak kunci itu dan sekali lagi dicobanya untuk membuka kunci pintu itu. Namun sekali lagi anak kunci itu macet, tak mampu berputar di tempatnya. Sepertinya ujung anak kunci itu tidak tepat dengan pasangannya. Dengan gugup dan dongkol Heru terus mencoba menggerak-gerakkan anak kunci itu di lubangnya dan berharap di salah satu gerakannya yang gugup itu anak kunci itu bisa membukakan pintunya...

***

Ketika Heru tengah gugup dan sibuk memutar-mutarkan anak kunci di tangannya dan berharap satu gerakan dapat membuat pintu villa itu terbuka, sebuah sosok muncul dari balik kegelapan. Sosok itu melangkah perlahan tanpa menimbulkan suara. Sosok itu melangkah dengan sesuatu yang mengerikan di tangannya, sesuatu yang masih meneteskan darah...

Dan kini sosok itu terlihat mendekati pintu kamar yang masih terbuka pintunya; kamar tempat Nirina dan Renata terbaring dalam pingsannya. Dengan lembut dan perlahan-lahan sosok itu masuk ke dalam kamar, lalu berdiri di dekat springbed, dan dipandanginya dua perempuan yang terbaring di sana.

Nirina terlihat seperti tengah tertidur dengan lelap, sementara Renata nampak bernapas dengan tersengal-sengal, dan tiba-tiba dia seperti tersadar dari pingsannya. Dengan kepala yang masih terasa berat, Renata membuka matanya dan seketika terpekik ngeri melihat sesosok tubuh yang tengah berdiri memandanginya. Dan sebelum Renata sempat mengeluarkan suara apa-apa, sesuatu yang mengerikan melayang ke tubuhnya yang masih lemah, menghunjam lehernya tanpa ampun.

Cccrraaaasshh...!!!

Renata tewas seketika tanpa sempat membuka suara.

Sosok itu memandanginya sesaat, kemudian berbalik dan keluar dari kamar itu. Ia melangkah dengan halus tanpa suara, dan kini mendekati tempat Heru yang masih panik dan gugup memutar-mutarkan anak kunci di tangannya, mencoba membuka pintu villa itu.

Hujan masih deras mengguyur seperti tak habis-habisnya dari atas langit, dan suasana di luar nampak begitu gelap dalam pandangan Heru. Dia masih berusaha untuk terus mencoba menggerakkan anak kunci itu di lubangnya namun usahanya seperti sia-sia. Heru sudah merasa ingin menyerah ketika bulu kuduknya tiba-tiba merinding. Ia merasakan seperti ada sesuatu yang mendekatinya.

Dan saat Heru mencoba berbalik untuk melihat di belakangnya, sesuatu yang mengerikan nampak melayang dan tepat menghantam lehernya.

Ccccrraaaasshhh...!!!

Heru seketika ambruk ke lantai dengan tubuh bermandikan darah yang membuncah dari lehernya yang menganga.

Hujan di luar masih begitu deras, dan petir masih sambar-menyambar.

Lolongan anjing di kejauhan masih samar-samar terdengar.

***

1 Januari,
satu hari sebelum ditemukannya mayat-mayat itu...

Nirina tersadar dari pingsannya yang seperti tidur itu dengan pikiran yang tak langsung ingat dimana dia berada. Saat pertama kali membuka mata, yang dia lihat adalah atap eternit kamar yang putih, dan dia merasakan tubuhnya begitu lemah, begitu letih.

Nirina terkesiap dan nyaris jatuh pingsan kembali saat menyadari bahwa tubuhnya penuh dengan percikan darah. Nirina bangkit dari berbaringnya dengan ketakutan dan segera mendapati tubuh Renata di sampingnya telah tewas dalam keadaan mengerikan. Lehernya menganga dengan darah yang membuncah kemana-mana. Dinding putih kamar di samping springbed itu pun seperti berubah menjadi merah. Merah yang mengerikan...

Seketika pikirannya teringat dengan segala kengerian yang telah terjadi. Ia ada di dalam villa. Ia bersama kawan-kawannya ada di villa milik Ricky... Dan sesuatu telah terjadi... Sesuatu yang mengerikan telah terjadi di villa ini... Nirina pun segera teringat tentang Aryo yang tiba-tiba mati setelah meminum sesuatu, juga Ricky...

Bersambung ke: Misteri Villa Berdarah (60)