Misteri Villa Berdarah

Heru cuma nyengir. “Bayangkan, Ed, Ricky sama Jefry pasti bakal bareng ceweknya,” ujarnya kemudian. “Masak aku cuma sendirian?”

“Lho, aku kan juga sendirian, Her?”

“Tapi kamu kan bisa mojok bareng Aryo.”

“Sialan!” rutuk Edi.

***

Rencana menikmati malam tahun baru di villa milik Ricky itu muncul secara spontan ketika Ricky, Edi, Heru, Jefry dan Aryo tengah mabuk bersama di rumah Ricky beberapa malam yang lalu, saat rumahnya kebetulan sepi. Mereka ngobrol-ngobrol asyik semalam suntuk sambil menikmati minuman keras mahal yang disuguhkan Ricky. Hingga kemudian arah obrolan mereka sampai pada rencana untuk menikmati malam tahun baru yang tak lama lagi akan datang.

Biasanya, mereka semua menikmati malam tahun baru di jalanan, berbaur dengan ribuan orang lain yang juga menikmati malam tahun baru dengan terompet dan kembang api. Jefry yang pada awalnya menyatakan kalau dia sudah jenuh dengan acara malam tahun baru seperti itu, lalu Edi pun menyatakan pikiran yang sama. Mungkin karena terpengaruh Jefry dan Edi, Heru dan Aryo pun ikut-ikutan mengatakan kalau mereka juga ingin bisa menikmati acara malam tahun baru yang lain dari biasanya.

Sampai kemudian Ricky mengusulkan untuk memanfaatkan villa milik keluarganya yang berada di Jawa Tengah untuk menikmati malam tahun baru mereka. Selama ini kawan-kawannya memang sudah tahu perihal villa milik keluarga Ricky itu, namun sampai waktu itu mereka belum pernah melihatnya. Karenanya, saat usulan Ricky itu dilontarkan, kawan-kawannya pun menyetujuinya. Jefry bahkan langsung mengatakan kalau ia akan mengajak pacarnya ikut serta.

“Menikmati malam tahun baru di villa tanpa pacar benar-benar sebuah pengalaman yang bodoh,” kata Jefry waktu itu.

Maka begitulah, rencana itu pun dimatangkan, dan baik Jefry maupun Ricky telah menyatakan rencana itu pada pacar mereka masing-masing yang tak terlalu mempersoalkannya. Bagi Nirina maupun Renata, menikmati malam tahun baru dimana pun tak ada bedanya selama itu masih bersama pacar mereka. Sementara Heru, si aktivis kampus plus playboy, mulai menebarkan pandangan sekaligus tebar pesona untuk mulai menjerat mangsanya berikutnya untuk ikut menikmati malam tahun baru bersamanya.

***

Sepulang dari kampus hari itu, Ricky mendapati mobil ayahnya sudah ada dalam garasi. Sudah empat hari ini ayahnya pergi ke Surabaya untuk menangani suatu urusan bisnis. Jadi Papa sudah pulang, batinnya.

Maka begitu masuk ke rumah dan mendapati ayahnya tengah duduk santai sambil baca koran di ruang tengah, Ricky pun segera mendekatinya. Dia harus secepatnya membicarakan rencana untuk menggunakan villa itu untuk acara tahun baru bersama kawan-kawannya, sebelum ayahnya pergi lagi untuk waktu yang lama.

“Pa,” sapa Ricky. “Kapan pulang?”

Ayahnya segera menurunkan koran di tangannya dan tersenyum pada putranya. “Baru saja. Kamu juga baru pulang kuliah?”

“Iya,” sahut Ricky sambil duduk di salah satu sofa di hadapan ayahnya. Setelah menimbang sejenak, Ricky pun segera menyatakan keinginannya, “Pa, saya sama teman-teman punya rencana untuk menikmati malam tahun baru di villa kita yang di Jawa Tengah itu...”

“Ya?”

“Papa mengijinkan?”

“Tentu saja,” jawab ayahnya. “Tapi mungkin keadaannya cukup kotor, Rick. Lama sekali villa itu tidak terpakai dan Papa juga sudah lama tidak kesana. Kenapa tiba-tiba kamu punya rencana ke villa itu?”

“Saya sama teman-teman cuma ingin menikmati malam tahun baru yang lain dari biasanya. Di sana kan hening dan tenang.”

“Asal kalian mau membersihkan villa itu, mungkin kalian bisa menikmati malam tahun baru yang menyenangkan di sana.”

“Tidak usah khawatir, Pa. Saya bisa menyuruh Aryo untuk membersihkannya.”

“Temanmu yang gagap itu?”

“Iya,” jawab Ricky sambil tersenyum. “Dia selalu mau disuruh mengerjakan apa saja asal ada bayarannya. Dia pasti senang kalau dapat tugas ini.”

Ayahnya hanya mengangkat bahu.

“Papa mengijinkan, kan?” tanya Ricky lagi ingin memastikan.

“Tentu saja, asal kalian hati-hati, dan tidak bikin gara-gara di sana.”

Ricky tersenyum senang.

Bersambung ke: Misteri Villa Berdarah (9)