Nyanyian Setan

Ada gedung-gedung tinggi menjulang
Gantikan gubuk-gubuk tua beralas gersang
Sang jelata pun merintih cari papan
Dimana kini harus tinggal
Sesak pun melanda kolong-kolong jembatan
Vonis sinis, mereka gelandangan
Dan mereka dikejar demi ketertiban

Ada koran-koran ramai berdatang
Sisihkan al-Qur’an di rak pajangan
Ya-sin berganti berita bohong kehidupan
Tuhan pun seolah lupa dan terlupakan
Tasbih hanya tinggal butiran
Teronggok tak berdaya di sudut ruang
Tak tersentuh, lepas tinggal benang

Ada mode-mode digelar iklan
Singkirkan jilbab yang katanya kampungan
Aurat pun terbuka tiada halang
Bak disulap bagai pameran
Terekspos beragam berita perkosaan
Sang korban merintih tak berkeputusan
Hidup didera, dirundung malang

Sementara si kecil bernintendo hingga malam
Lupa belajar lupa sembahyang
Di lorong, minuman keras jadi kebanggaan
Zina tak lagi haram terlarang
Zikir berganti bola bilyard
Manusia dilanda berbagai kesibukan
Dan komputer pun dianggap Tuhan

Agama tinggal legenda tulisan
Televisi jadi panutan harian
Nyanyian lindas suara pengajian
Diskotik ramai dan masjid lengang
Yang tersisa hanyalah suara adzan
Itu tak mampu perintah orang sembahyang
Karena telinga tertutup walkman

Inikah kemajuan?
Kalau jujur kujawab; bukan
Ini nyanyian setan!