Urai Senyum

Masih membekas segala yang terurai
Saat senyum sapa untai terangkai
Kau hanya bisa menyapa
Aku hanya bisa tersenyum
Aku dan kau di antara neraka dan surga
Aku ingin bisa
Namun aku tak berdaya
Ku hanya bisa menunggu
Ah, Na. Kau tahu?
Ku hanya bisa menunggu

Memang belum lama kelopak bersua
Namun hati telah berderak gerbang
Dalam kau kutemukan kebahagiaan
Dalam kau kutemukan kedamaian
Dalam kau kutemukan kepasrahan
Kuingin hanyut dalam kamu
Dalam kedamaian pelukanmu
Dalam kasih sayang tulusmu
Ah, Na’...
Kapankah semua itu?

Selama laksa hati ini menggelepar
Panas dan terbakar
Kurindukan kedamaian yang hilang
Entah kemana

Kuimpikan belaian sayang
Yang sirna tak pernah dimata
Dan kini kau datang, Na’
Sambutlah tanganku
Benamkan aku dalam kedamaianmu
Dan akan kuhembuskan napas akhir
Dalam pelukanmu

Na’, kau dengar aku?
Kedamaian itu tlah lama kurindu
Kedamaian yang telah terenggut
Oleh kuku-kuku berbuku
Aku hancur, Na’
Aku kini tak punya hati
Aku tak miliki cinta lagi
Aku hanya punya benci
Ah, Na’, tak pantas kau terima semua ini

Aku hanya ingin damai, Na’
Tanpamu atau bersamamu
Berikan kedamaian itu untukku
Atau kau tahu, di manakah kedamaian itu?