Satu Dua

Kalbu itu menangis dalam-dalam
Tetes air mata seolah tiada lagi
Hilang, tiada dan sirna
Nama lenyap datang dan berganti
Antara satu dan dua
Antara batas ambang neraka surga

Satu melayang di layang angin
Mengumbar senyum dan bersit tawa
Merekah indah dalam sela-sela
Bagai pejantan di antara rama-rama
Tak peduli kepalsuan merenggut
Persetankan segala duka nestapa
Gila, gila, semua yang ada!
Dan dia pun berjalan di antara pasang mata
Sementara dua terpuruk dalam lumpur berdebu
Menangis, merintih dan coba meronta
Dia tak berdaya
Hanya ada ambang-ambang bening
Di antara mata yang berkelopak merah
Dia merana...
Sadari segala semua senantiasa
Terperosok dua dunia
Kebiadaban dunia benar-benar mendera
Duka dua tiada tertahan

Satu bukan dua
Mereka adalah dua kutub berbeda
Berlawan dan saling mematikan
Namun satu adalah dua
Karena hati tak bisa berdusta
Satu, dua, dua dan satu
Di antara sesal yang berkepanjangan
Mereka terus bertemu padu
Satukan hati yang berkeping
Singkirkan dusta duka dua dunia

Satu bukan dua
Siapa kata satu bukan dua
Siapa?
Satu adalah dua
Tapi dua bukanlah satu
Ingat itu!