Perpisahan

Ada kicau burung di ranting dedaunan
Dan bulan tersenyum lembut di antara
awang-awang
Ada bening membasah di kelopak mata
Dan ada air mata jiwa yang menangis
dalam duka
Aku terhanyut, tenggelam
Di antara bayang masa silam
Ada aku, ada kau dan ada dia
Benarkah kini akan tinggal nostalgia?

Perpisahan merobek kedalaman sukma
Menjerit, merintih dan mengerang
Aku menangis dalam kata tanya
Mengapa harus berpisah?
Mengapa harus ada perpisahan?
Namun semua diam
Bagai batu hitam yang membisu
Dalam keabadian zaman
Seolah tak peduli pada hati yang merintih
Dalam pedih...sedih...

Perpisahan tak pernah mau tahu
Ada deru dan debu dalam kedalaman kalbu
Hatiku menangis dan menjerit dan meronta
Namun kau seolah buta mata dan tuli telinga

Adakah kau rasakan di antara deru
yang kami rasakan?
Adakah kau sibakkan di antara debu
yang kami sibakkan?
Kau hanya diam, diam dan diam
Dan memisahkan...

Merintih aku di antara lorong-lorong gulita
Coba hadapi segala pedih dalam rasa
Namun aku tak berdaya
Aku tak bisa berdusta di antara duka
Aku tak bisa...
Di antara malam aku masih ingat
Tentang kawan dan semua sahabat
(Apakah kau ingat, tangan berjabat
dalam genggaman erat, kita bersahabat?)
Seolah aku tak kuasa jika semua
itu kuingat...

Perpisahan tak bisa diingkari
Tiada guna aku menangis lagi
Karena suara perpisahan telah bergema
Bunyi di balik topeng-topeng mereka
(Tergenggam erat di tangan
Tak ingin terlepaskan
Tak kan biarkan perpisahan memisahkan)

Hitam...
Kelam...
Tenggelam...

Aku semakin tenggelam dalam silam
Saat terbayang kuku-kuku tajam
Merobek sukma
Menusuk hati tanpa setitik rasa