Kepada Sahabat

Sahabat,
Rasakan hawa dingin malam ini
Resapi desauan angin kecil
Di sini aku sendiri

Adakah kau tangkap dusta di antara dusta?
Adakah kau rasakan kegetiran
Dan kepahitan yang paksakan senyum?
Kalau itu yang kau rasakan,
Maka itulah kejujuran yang kurahasiakan

Bergantinya hari membuatmu mengerti
Terlalu banyak kisah berselimut kabut
Tebalnya tak mampu tertembus
Karena aku pun tak kuasa
Sirnakan kabut itu dari realita

Kini kau sadari
Betapa banyak perbedaan yang tak mampu
Tuk disatukan
Aku bukan kamu
Dan kamu bukan aku
Usah kau paksakan jika memang
Kau tak sanggup menjalani

Kau lihat mataku begitu sendu
Rapuh dalam sampan yang digerogoti air
Kayu-kayu tua ini akan retak,
Meski terapung...
Terapung tanpa bersatu
Karena yang terapung itu pun dilapis lumut

Sahabat,
Sambut jemariku dalam kesepian
Jangan biarkan aku hilang dan tenggelam
Bagaimana pun juga ku butuh kamu
Seperti kamu butuh hadirku

Malam-malam berkabut
Malam-malam yang damparkan aku dalam kalut

Jika kau telah mengerti
Maka diamlah, dan kata kan terkunci
Aku yakin dengan ketulusanmu
Seperti kau saksikan sebelum itu
Jika kau membisu
Itu lebih baik, karena kau telah banyak tahu
Entah bagaimana perasaanmu
Entah seperti apa tanya di hatimu

Sahabat,
Terkadang ada keinginan untuk membencimu
Terkadang ada penyesalan
Mengapa kita harus bertemu
Kau hancurkan ilusi-ilusiku
Kau gerogoti imajinasiku
Dan kau hapus lukisan impianku
Kau telah menggusur kemerdekaan dan kedamaianku
(Adakah pernah kau rasakan itu?)

Sahabat,
Kehilanganmu adalah kesepianku
Kesepianku adalah kedamaianku
Jangan datang lagi padaku
Karena hadirmu kobarkan kebencianku