Wali Allah

Orang-orang memang sudah hafal dengan tabiat Nasruddin yang terkadang aneh atau berbeda dengan orang kebanyakan. Namun orang-orang di kampungnya benar-benar terkejut ketika mendengar kalau Nasruddin mengaku dirinya sebagai wali Allah.

“Nasruddin,” ujar mereka, “kalau benar kau seorang wali Allah, kekeramatan apa yang kau miliki sebagai buktinya?”

Nasruddin memberitahu, “Aku bisa mengetahui apa isi hati kalian.”

“Uh, kalau begitu, coba buktikan apa yang kini terbersit di hati kami?”

“Yang terbersit di hati kalian saat ini adalah aku bukan seorang wali,” kata Nasruddin. “Benar, kan...?”

Orang-orang serempak menjawab, “Benar...!”


Tak Perlu Bersedih

Suatu siang, tanpa sengaja Nasruddin menyaksikan seorang narapidana yang tengah dibawa oleh beberapa petugas. Narapidana itu nampak begitu bersedih. Ia berjalan dengan kedua tangan yang dibelenggu sebuah rantai besar yang juga panjang.

Nasruddin mendekati narapidana itu dan kemudian berbisik, “Mengapa kau nampak sedih, Sobat? Kau tahu, kalau rantai itu lepas dari kedua tanganmu, kau bisa menjualnya dengan harga mahal. Dan dengan memakainya, kau termasuk beruntung.”

Mendengar ucapan itu, si narapidana tersenyum.