Tugas Manusia

Pagi hari itu, Nasruddin bersama kawan-kawannya pergi ke suatu tempat. Mereka melakukan perjalanan dengan menunggang keledai. Saat hari beranjak siang, mereka sampai di sebuah bukit dan Nasruddin melihat kalau keledai yang ditungganginya nampak begitu kelelahan. Nasruddin pun turun dari keledainya, kemudian berbisik ke telinga si keledai.

“Maaf,” bisiknya pada si keledai, “kau telah bekerja dengan begitu keras, sampai tubuhmu nampak kelelahan begitu…”

Teman-teman Nasruddin merasa heran ketika melihat Nasruddin turun dari keledainya dan kemudian membisikkan sesuatu ke telinga si keledai. Seorang dari mereka kemudian bertanya, “Hei Nasruddin, apa yang kau bisikkan ke telinga keledaimu itu?”

“Aku meminta maaf kepadanya,” jawab Nasruddin, “karena telah membuatnya begitu kelelahan setelah perjalanan yang berat ini.”

Mendengar penjelasan itu, kawan-kawan Nasruddin pun tertawa terbahak-bahak. Seorang dari mereka menyahut, “Kau bodoh sekali, Nasruddin! Keledaimu itu toh tak bisa memahami bahasamu. Dia kan bukan manusia…!”

Dengan tenang Nasruddin menjawab, “Tak peduli dia paham atau tidak, namun yang kulakukan adalah apa yang perlu kukerjakan. Aku hanya melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh manusia, dan aku tak peduli yang kulakukan itu dimengerti atau tidak.”