Tempat Tidur yang Sesak

Beberapa tahun setelah istri pertamanya meninggal dunia, Nasruddin menikah lagi dengan seorang janda.

Suatu malam, ketika mereka tengah berbaring-baring di tempat tidur, istri Nasruddin mulai menceritakan tentang suami pertamanya. Dia mengatakan kalau suami pertamanya adalah seorang laki-laki yang sangat baik hati.

Setelah mendengar penuturan itu, Nasruddin pun lalu menceritakan tentang istri pertamanya, dan menyatakan bahwa istri pertamanya adalah wanita terbaik yang pernah dikenalnya.

Mendengar penuturan itu, istri Nasruddin menjadi marah dan dia kembali menceritakan tentang suami pertamanya. Kali ini ia terus-menerus bercerita dan tak mau memberikan kesempatan Nasruddin untuk berbicara atau ganti bercerita. Beberapa kali Nasruddin mencoba menyela istrinya, namun sang istri terus saja berbicara dan berbicara tentang suami pertamanya.

Akhirnya Nasruddin menjadi jengkel dan didorongnya istrinya hingga terjatuh dari tempat tidur. Sang istri menjadi marah dan mengancam Nasruddin bahwa dia akan menuntut Nasruddin atas perbuatannya itu.

Keesokan paginya, istri Nasruddin benar-benar memenuhi ancamannya. Dia pergi ke pengadilan dan mengadukan masalahnya. Nasruddin pun dipanggil ke pengadilan dan di sana istrinya menceritakan perbuatan Nasruddin yang telah mendorong tubuhnya hingga terjatuh dari tempat tidur.

“Benarkah kau mendorong istrimu, Nasruddin?” tanya sang hakim.

“Saya tidak melakukannya, Pak Hakim,” jawab Nasruddin. “Hm, masalah sebenarnya begini; waktu itu kami berdua sedang berbaring-baring di tempat tidur. Lalu seorang temannya datang dan ikut tidur. Setelah itu seorang kawan saya juga datang dan ikut tidur. Akibatnya ada empat orang di tempat tidur dan menjadikan tempat tidur itu penuh sesak, hingga akhirnya istri saya terjatuh dari tempat tidur dan terjerembab ke lantai…”