Sulitnya Menentukan yang Bijak

Seorang santri tetangga Nasruddin ingin mencari tambahan ilmu, dan berniat untuk pergi ke negeri seberang. Sebelum berangkat, santri ini mendatangi Nasruddin untuk meminta nasihat menyangkut guru yang seperti apa yang seharusnya ia cari nantinya.

Nasruddin memberikan nasihat yang diminta si santri dengan mengutip ungkapan terkenal mengenai ciri orang bijaksana.

“Dalam hidup ini ada empat macam orang yang bisa kau kenali,” ujar Nasruddin. “Pertama; adalah orang yang tidak tahu, dan dia tidak tahu kalau dia tidak tahu. Ini adalah orang tolol—jauhi dia. Kedua; adalah orang yang tidak tahu, dan dia tahu kalau dia tidak tahu. Ini adalah anak-anak—ajarilah dia. Ketiga; adalah orang yang tahu, dan dia tidak tahu kalau dia tahu. Ini adalah orang yang tidur—bangunkan dia. Sedang yang keempat; adalah orang yang tahu, dan dia tahu kalau dia tahu. Ini adalah orang yang bijak—ikuti dia.”

Nasruddin terdiam sejenak, sementara si santri mengangguk-angguk. Setelah itu Nasruddin melanjutkan, “Tetapi, kau tahu, hal yang sulit adalah untuk menentukan seorang yang tahu dan tahu bahwa dia tahu.”