Sang Tamu Allah

Ada seorang lelaki pengangguran yang bisa dibilang tak tahu malu. Setiap hari pekerjaannya adalah mendatangi rumah-rumah penduduk di sekitarnya dan meminta-minta. Dia tidak akan pergi sebelum orang yang didatanginya memberikan sesuatu kepadanya. Orang ini juga sudah berkali-kali mendatangi rumah Nasruddin, dan Nasruddin pun sudah hafal dengan tabiat si pengangguran ini.

Siang hari itu pun, orang yang sama tersebut mendatangi rumah Nasruddin dan mengetuk pintu rumahnya.

“Siapa?” tanya istri Nasruddin saat mendengar ketukan di pintu.

“Aku ada urusan dengan Nasruddin Hoja,” jawab orang itu.

Mendengar ada orang yang ingin bertemu dengannya, Nasruddin pun segera keluar untuk membukakan pintu. Namun alangkah terkejut sekaligus jengkelnya Nasruddin ketika didapatinya orang yang biasa membuatnya kesal itu.

“Mau apa kau?” tanya Nasruddin.

“Aku ini tamu Allah, Nasruddin,” jawab orang itu dengan gayanya yang biasa.

Kali ini Nasruddin sudah siap dengan jawaban itu. “Kalau begitu mari ikut aku,” ajaknya. Dia keluar dari rumah dan orang itu pun mengikutinya di belakangnya.

Sesampai di depan sebuah masjid, Nasruddin berkata kepada orang itu, “Kalau kau ke rumahku, kau salah alamat. Inilah rumah Allah, hai tamu Allah. Silakan masuk.”