Mengabarkan Kematiannya Sendiri

Pernah suatu kali Nasruddin berpikir tentang bagaimana caranya untuk dapat mengetahui apakah dia masih hidup ataukah sudah mati. Ketika hal itu diutarakannya pada istrinya, sang istri pun mengatakan kalau Nasruddin benar-benar tolol.

“Tentu saja kau masih hidup,” ujar istrinya. “Kalau kau mati, pasti anggota badanmu dingin dan kaku.”

Sesaat kemudian Nasruddin pergi dari rumah untuk mencari kayu bakar di hutan. Waku itu sedang musim dingin. Di sanalah kemudian Nasruddin merasakan kalau tangan dan kakinya menjadi dingin dan kaku.

“Uh, pasti sekarang aku sudah mati,” pikir Nasruddin. “Aku harus berhenti bekerja sekarang, karena tidak ada orang mati yang dapat bekerja…”

Nasruddin lalu membaringkan tubuhnya di pinggiran hutan, namun sampai beberapa lama ditunggunya belum juga ada orang yang mengangkat mayatnya. Sementara dia merasakan perutnya semakin lapar. Maka Nasruddin pun lalu pulang ke rumahnya dan memberitahu istrinya kalau dia sudah mati di suatu tempat. Setelah itu Nasruddin kembali lagi ke tempatnya yang tadi.

Sepeninggal Nasruddin, istrinya menangis terisak-isak. Suara tangisannya yang keras membuat para tetangga berdatangan untuk mengetahui ada kejadian apa.

“Nasruddin mati,” kata istri Nasruddin pada para tetangganya. “Mayatnya tergeletak di suatu tempat…”

Para tetangga pun menjadi sedih mendengarnya. Mereka bertanya-tanya ingin tahu, “Kapan matinya? Dimana matinya? Siapa yang membawa berita kematiannya?”

Istri Nasruddin menjawab sambil masih terisak, “Dia sendiri tadi yang mengabarkan kematiannya...”