Khawatir Ditagih Upahnya

Hari itu Nasruddin berbelanja cukup banyak di pasar. Dimasukkannya barang-barang belanjaannya yang banyak itu ke dalam sebuah keranjang besar. Karena terlalu berat, Nasruddin pun merasa keberatan membawa keranjang belanjaannya dan memilih untuk membayar seorang kuli pengangkut untuk membawakan keranjang belanjaannya. Kuli itu menetapkan suatu harga bagi jasanya, dan Nasruddin pun membayarnya.

Dalam perjalanan pulang dari pasar, Nasruddin berjalan di depan si kuli yang membawakan keranjang barangnya. Namun tanpa sepengetahuan Nasruddin, kuli itu kemudian lari membawa keranjang barang Nasruddin.

Satu minggu kemudian, ketika tengah berbelanja lagi di pasar, Nasruddin didekati seorang kawannya yang berbisik kepadanya, “Hei Nasruddin, coba lihat orang itu,” katanya. “Orang itu kan yang membawa lari barang-barangmu seminggu yang lalu?”

Nasruddin menengok ke arah orang yang ditunjuk oleh kawannya, dan dia pun segera yakin kalau orang yang ditunjuk itu memang kuli yang seminggu lalu membawa lari barang-barangnya. Namun bukannya segera menangkap kuli pencuri itu, Nasruddin malah segera lari bersembunyi agar tidak dilihat oleh si pencuri.

Kawannya tentu saja terbengong-bengong melihat ulah Nasruddin. “Apa yang kau lakukan?” tanyanya tercengang.

“Orang itu telah membawa keranjang barangku selama seminggu. Aku khawatir kalau dia menagih upahnya,” jawab Nasruddin menjelaskan. “Uh, bayangkan kalau dia menagih upahnya selama seminggu. Bahkan harga keranjang dan barang-barangku tak kan cukup untuk membayarnya.”