Malam sudah cukup larut, dan Nasruddin beserta istrinya pun sudah siap untuk tidur. Namun terdengar suara keributan di luar yang cukup mengganggu hingga membuat Nasruddin penasaran ingin tahu apa yang terjadi.
Nasruddin ingin keluar rumah untuk mengetahui apa yang tengah terjadi hingga muncul suara keributan itu, namun istrinya melarang. “Tidurlah saja,” kata istrinya. “Bukan urusanmu untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di luar pada malam-malam begini.”
Tetapi Nasruddin merasa semakin penasaran. Maka dia pun kemudian nekat keluar dan tak menghiraukan larangan istrinya. Dia ambil mantelnya, kemudian keluar dari rumah dan merasakan hawa yang amat dingin di luar.
Ketika Nasruddin tengah melangkah sendirian, seseorang muncul dan menarik paksa mantel yang tengah dikenakan Nasruddin dan kemudian membawanya lari. Karena keadaan gelap, Nasruddin tidak melihat siapa yang mengambil mantelnya. Namun sekarang dia merasa amat kedinginan karena cuaca malam itu semakin dingin. Pada waktu itulah orang-orang yang tadi menimbulkan suara keributan itu mulai membubarkan diri dan kembali ke rumahnya masing-masing hingga tidak ada satu pun yang masih tersisa di luar.
Di dalam kesunyian itu Nasruddin semakin menggigil karena udara yang semakin dingin, dan akhirnya ia pun kembali ke rumahnya. Istrinya segera saja menanyakan apa yang telah terjadi di luar tadi itu.
“Mungkin tadi itu suara mantelku,” ujar Nasruddin. “Karena begitu mantelku hilang, suara keributan itu pun hilang.”