Kembalikanlah Milikku

Karena tidak ada kegiatan apa-apa hari itu, Nasruddin pun memutuskan untuk pergi ke hutan dan berburu burung. Dengan membawa sebuah bedil tua miliknya, Nasruddin berhasil mendapatkan beberapa ekor burung di hutan.

Setelah merasa burung tangkapannya sudah cukup banyak, Nasruddin pun pulang dan memasak burung-burung itu dalam sebuah periuk besar. Setelah itu dia keluar untuk mengundang teman-temannya. Nasruddin ingin mengajak mereka berpesta bersama, sekaligus ingin memamerkan kehebatannya dalam berburu burung.

Tanpa sepengetahuan Nasruddin, seseorang mengendap-endap di belakang rumahnya. Dan ketika melihat Nasruddin telah keluar dari rumah, orang itu pun segera masuk ke dalam dan mendapati sebuah periuk besar berbau harum. Orang itu membuka tutup periuk dan mendapati masakan burung yang sepertinya lezat. Maka ia pun mengambil masakan itu, dan menggantinya dengan beberapa ekor burung yang masih hidup yang ia masukkan ke dalam periuk itu. Kemudian dia segera pergi dari sana.

Beberapa saat setelah itu, Nasruddin sampai kembali di rumahnya bersama kawan-kawan yang diundangnya. Di hadapan mereka, Nasruddin pun dengan bangga membuka tutup periuk masakannya.

Namun alangkah terkejutnya Nasruddin ketika menyaksikan beberapa ekor burung segera melesat terbang dari dalam periuk itu dan segera hilang dari pandangan. Nasruddin terhenyak, sementara kawan-kawannya tertawa terpingkal-pingkal melihat kejadian yang lucu itu.

“Ya Allah,” desah Nasruddin, “aku sudah bersusah-payah menangkap burung-burung itu. Aku juga sudah bersusah-payah memasaknya, namun sekarang Kau beri mereka nyawa hingga burung-burung itu hidup kembali. Namun tak mengapa, itu toh hak-Mu. Tetapi, mana bumbu-bumbu milikku? Mana garamku? Mana arang milikku? Mana apiku? Kembalikanlah milikku…”