Kedukaan untuk Keledai

Ketika keledai yang dimilikinya mati, Nasruddin terlihat sangat berduka sekali. Selama berhari-hari Nasruddin masih saja nampak berkabung atas kematian keledainya itu. Ini tentu saja membuat kawan-kawan serta para tetangganya menjadi heran, karena dulu ketika ditinggal mati istrinya pun Nasruddin tidak menampakkan kedukaan sebesar itu.

Seorang sahabatnya kemudian datang menghiburnya. “Kau memang telah kehilangan keledaimu, Nasruddin. Tetapi tentunya kau tidak perlu sedih sebesar itu. Kesedihanmu saat ini sepertinya lebih besar dibanding saat kau ditinggal mati istrimu.”

“Uh, kau tidak tahu masalahnya,” sahut Nasruddin. “Ketika dulu aku kehilangan istriku, seorang tetanggaku datang dan berkata, ‘Nasruddin, jangan bersedih hati. Saudara perempuanku siap menjadi istri terbaikmu.’ Sementara seorang sahabatku juga datang dan berkata, ‘Nasruddin, tak perlu bersedih terus. Adik perempuanku yang cantik siap menikah denganmu.’ Jadi, aku pun tak begitu bersedih hati. Tetapi sekarang keledaiku mati, dan tak seorang pun yang menghiburku dan menawarkan pengganti keledaiku...”