Dunia akan Kiamat

Dulu, ketika masih muda, Nasruddin memiliki seekor kambing yang ia pelihara dengan penuh rasa sayang. Namun suatu hari kawan-kawannya datang dan menginginkan kambing itu untuk disembelih.

“Kambingmu ini hebat, Nasruddin, gemuk dan juga sehat,” kata seorang kawannya. “Bagaimana kalau besok kita mengadakan pesta dengan memakan daging kambing ini bersama-sama?”

Tentu saja Nasruddin merasa keberatan dengan usul itu karena ia menyayangi kambingnya itu. Karenanya, dia pun kemudian berujar dengan berat, “Ah, kambingku ini belum gemuk benar, kok.”

Teman-temannya tahu kalau Nasruddin merasa berat memberikan kambingnya untuk berpesta. Seorang dari mereka kemudian berkata, “Tapi, Nasruddin, tahukah kau kalau besok sudah kiamat? Kambingmu itu tentunya tidak akan bisa lebih gemuk lagi.”

Akhirnya, dengan sedikit kesal, Nasruddin pun mau menuruti keinginan kawan-kawannya. “Baiklah kalau begitu,” ujar Nasruddin kemudian, “besok kita bertamasya di pantai bersama-sama dan menikmati daging kambing ini bersama-sama pula.”

Teman-temannya langsung bersorak gembira.

Besok paginya Nasruddin beserta kawan-kawannya berangkat ke pantai. Mereka lalu asyik berenang-renang di tepian pantai.

Ketika kawan-kawannya masih asyik berenang, diam-diam Nasruddin mengambil pakaian kawan-kawannya yang tergeletak di atas pasir. Dia sembelih kambing miliknya, kemudian dibakarnya pakaian kawan-kawannya untuk memanggang daging kambingnya.

Setelah asyik menikmati air pantai, kawan-kawan Nasruddin beranjak dari sana untuk menikmati daging kambing panggang, namun semuanya tak mendapati pakaian miliknya. Dengan panik mereka berteriak-teriak ke arah Nasruddin yang masih asyik memanggang daging kambingnya.

“Hei, Nasruddin...!” teriak mereka. “Dimana pakaian-pakaian kami...???”

“Uh, aku telah membakarnya...!” sahut Nasruddin sambil mendekati mereka ke tepian pantai. “Aku telah membakarnya untuk memanggang daging kambingku. Kalian toh sudah tak memerlukannya lagi. Karena besok kan dunia akan kiamat...?”