Drama Dua Babak

Antara hidup, antara mati
Napas terayun hangatkan pribadi
Tarik dan lepaskan
Saksikan kisi-kisi kehidupan
Yang gelap, yang terang
Yang redup, yang cemerlang

Satu-satu daun luruh
Hilang dari ranting-ranting keabadian
Terinjak kaki-kaki berlalu
Tak lagi orang tahu
Tak lagi hati mengerti

Satu-satu bunga berguguran
Sirna dari mewangi
Meski hujan dan air mata lebur
Tak mampu lagi bersemi
Patah dan tumbuh hilang berganti

Satu-satu akar tercerabut
Bangkit dari tanah yang kusam
Saksikan kehidupan, kehidupan baru
Yang pahit, yang getir
Relakan yang telah direlakan
Hadapi yang harus dihadapi

Satu-satu napas tersambung
Sadari apa yang tak pernah tersadari
Bibir terkunci, amarah akui
Terkadang lupa, terkadang alpa
Kini cermin diri yang hadapi
Kotor berdebu...
Suci dan murni...

Oh, wahai, tak pernahkah tersadar
Dari impian, dari lamunan
Tentang kehidupan dan seusai kehidupan

Antara hidup, antara mati
Napas terayun, hangatkan pribadi
Tarik dan lepaskan
Saksikan kisi-kisi kehidupan
Yang gelap, yang terang
Yang redup, yang cemerlang
Drama dua babak pun usai digelar