Dunia Tak Terlihat

Menurut Lilya, Gonakareka adalah sosok raksasa yang selama ini terpenjara di kawah Tanjungbumi—suatu kawah di negeri peri—tempat sosok mengerikan itu terpenjara selama ini. Berabad-abad yang lampau, Gonakareka pernah mendatangi negeri peri dan melakukan hal-hal memalukan yang tak pantas untuk diucapkan atau diceritakan, dan negeri itu nyaris saja dikuasai oleh sosok yang amat jahat dan mengerikan itu. Namun kemudian sang Takdir mengirimkan sesosok manusia ke negeri itu yang kemudian berhasil mengalahkan Gonakareka dan mengurung raksasa jahat itu di kawah Tanjungbumi.

“Dan sekarang raksasa itu telah lepas dari penjaranya, begitu?” tanya Rafli sambil bergidik.

“Begitulah,” sahut Lilya. “Itulah mengapa kami mulai merasa amat khawatir, karena dia pasti akan melakukan perbuatannya yang dulu lagi. Dia...dia amat jahat dan...dan tidak memiliki moral, kalau kau tahu maksudku.”

Rafli mengangguk sambil berharap dia tidak salah paham. “Dan kapan kira-kira raksasa itu akan datang kemari, Lilya?”

“Semua yang tinggal di sini belum dapat memastikan, namun yang jelas, pasti dalam waktu dekat ini.” Lilya lalu menatap wajah Rafli dengan tatapan menghormati. “Kami bersyukur karena kau telah datang. Kaulah yang telah ditakdirkan untuk menolong kami—menolong negeri ini.”

“Tapi...tapi sesungguhnya aku tak tahu apa-apa, Lilya,” ucap Rafli sungguh-sungguh. “Sebenarnya aku...aku hanya tersesat dan tak sengaja masuk ke negerimu ini...”

“Begitu pula sosok manusia yang pernah menolong kami berabad-abad yang lalu itu,” jawab Lilya, “dia juga mengaku tak sengaja masuk ke negeri ini—namun begitulah sang Takdir membawa para penolong kami.”

Rafli jadi termangu sesaat, kemudian ia seperti baru teringat sesuatu. “Dan sosok manusia yang dulu itu berhasil mengalahkan raksasa itu? Bagaimana cara dia mengalahkannya?”

Lilya langsung menjawab dengan pasti—sepertinya ia telah hafal di luar kepala, “Dia terbang dan menancapkan tombak ke mata Gonakareka—itulah yang mengakhiri kejahatan raksasa itu di sini.”

“Dia terbang...?” gumam Rafli sambil termangu lagi. Mungkinkah dia Superman...?

***

Selama tinggal di negeri peri itu—sambil menunggu kedatangan raksasa Gonakareka—Rafli diberi sebuah tempat kediaman tersendiri yang cukup istimewa—sebuah rumah mungil yang indah—dan setiap hari selalu ada peri-peri yang datang ke sana untuk memenuhi segala kebutuhannya.

Ketika pertama kalinya akan tidur di dalam rumah itulah Rafli mulai menyadari bahwa dia harus mengabarkan keadaannya sekarang ini kepada orang-orang di dunianya—khususnya pacarnya, keluarganya dan beberapa sahabatnya—bahwa saat ini ia tengah berada di negeri peri.

Namun ketika ia mengambil ponselnya, Rafli mengutuk sendiri. Ponselnya yang mahal itu tak bisa digunakan karena baterainya telah habis—mungkin karena terlalu berat menyedot sinyal—dan meskipun dia membawa charger, tak ada saluran listrik di negeri itu yang dapat ia gunakan untuk mengisi baterai ponselnya. Mengapa PLN tidak membuka layanan di negeri peri...???

Bersambung ke: Dunia Tak Terlihat (10)