Malam itu sudah sangat larut. Jono ingin segera tidur karena besok dia harus bangun pagi untuk suatu acara di kantornya. Namun meski sudah terbaring di atas tempat tidur cukup lama, matanya belum juga bisa terkatup. Sementara istrinya nampak berdiri di dekat jendela kamar sambil menatap keluar.
“Ma, kenapa kau tidak tidur saja?” tegur Jono. “Besok kan kau harus bangun pagi untuk membangunkanku?”
Sang istri menjawab dengan sedikit jengkel. “Ah, kau ini! Memang tidak tahu atau cuma pura-pura tidak tahu, sih?!”
“Lho, aku benar-benar tidak tahu,” sahut Jono dengan bingung. “Apa maksudmu?”
“Kau ini memang bodoh sekali,” keluh istrinya lagi. “Tentu saja maksudku adalah, aku sedang butuh belaian laki-laki...”
Jono mengangguk, seolah baru memahami maksud istrinya. Ia lalu mengambil jam tangan di sebelah tempat tidurnya, dan berkata, “Aduh, sudah selarut ini, dimana aku bisa mencarikan laki-laki untukmu...?”