Saat Abun baru pulang dari kantornya, istrinya mendekatinya dan mengabarkan dengan gembira, “Mas, aku terlambat satu bulan. Kita akan segera punya bayi yang mungil.”
Abun pun menyambut kabar itu dengan sama gembiranya.
“Tapi karena aku baru tes tadi pagi,” sambung sang istri, “jangan bilang-bilang siapa dulu ya. Nanti aku kan malu kalau tidak jadi...”
Abun pun setuju.
Besok paginya, seorang tukang tagih listrik datang mengetuk pintu. Saat istri Abun membukakannya, si tukang tagih langsung saja menyatakan maksudnya.
“Bu, Anda terlambat satu bulan.”
“Ha...?” Istri Abun terkejut. “Bagaimana Anda bisa tahu?”
“Ini ada dalam catatan kami.”
Saat Abun pulang dari kantornya dan istrinya mengabarkan hal itu, Abun pun menjadi marah dan ia langsung mendatangi kantor orang tadi keesokan harinya.
“Bagaimana ini?!” labrak Abun. “Kok Anda bisa tahu kalau istri saya terlambat satu bulan?!”
“Sabar, Pak,” kata petugas di kantor itu, “kalau Anda ingin catatan ini dihapus, Anda tinggal membayar kepada kami.”
Abun pikir ini pasti pemerasan. Ia pun lalu menantang, “Kalau saya tidak mau bayar?”
“Ya punya Anda akan kami putus.”
“Wah, kalau punya saya Anda putus, istri saya di rumah pakai apa?”
“Mungkin istri Anda bisa pakai lilin.”