Fariz membawa istrinya kepada seorang dokter ahli seksologi dan berkata pada si dokter, “Tolong kami, Dok. Rika, istri saya ini, sudah tiga bulan ini tidak mau melayani saya lagi di ranjang.”
Dokter itu manggut-manggut, kemudian mengatakan, “Anda tunggu di luar sebentar, biar istri Anda bisa bicara bebas dengan saya.”
Maka Fariz pun patuh. Dia keluar dari ruang praktek, dan menunggu di luar.
Saat Fariz telah keluar, si dokter berpaling pada istri Fariz. “Nah, benarkah apa yang dikatakan oleh suami Anda tadi?” tanyanya pada Rika.
“Mmm... begini, Dok,” Rika mencoba menjelaskan, “selama tiga bulan ini, setiap saya naik taksi untuk pergi ke kantor, saya tidak punya uang. Lalu sopir taksi bertanya, ‘Anda mau bayar pakai uang atau bagaimana?’. Saya pilih saja ‘bagaimana’. Lalu saya jadi terlambat saat masuk kantor. Bos saya yang mendapati saya terlambat berkali-kali kemudian menegur dan menanyakan, ‘Kamu mau dipecat atau bagaimana?’. Saya pilih lagi ‘bagaimana’. Waktu pulang kantor, saya naik taksi lagi, dan sopirnya berkata, ‘Anda mau bayar pakai uang atau bagaimana?’. Ya saya pilih ‘bagaimana’ lagi. Begitu setiap hari selama tiga bulan, Dok. Jadi waktu sampai di rumah, saya sudah lelah dan tidak bernafsu lagi untuk ber’bagaimana’.”
Si dokter manggut-manggut. Ia kemudian berkata, “Baiklah. Jadi, kita akan memberitahu suami Anda atau ‘bagaimana’?”