Entah bagaimana asal muasalnya, Nyonya Broto sering sekali bertengkar mulut dengan Inem, pembantunya. Hampir setiap hari ada saja yang dipertengkarkan, namun si Inem tetap saja bekerja di rumah itu, dan Nyonya Broto pun tak pernah memecatnya.
Hari itu pun mereka kembali bertengkar seperti biasa. Kali ini yang dipertengkarkan adalah perihal Pak Broto, suami Nyonya Broto.
“Asal Nyonya tahu,” kata si Inem dengan berapi-api, “minggu lalu suami Nyonya bilang ke saya kalau saya jauh lebih pantas menjadi ibu rumah tangga dan memasak lebih lezat daripada Nyonya. Bahkan dia juga bilang saya jauh lebih cantik dari Nyonya!”
Mendengar itu, tentu saja Nyonya Broto jadi naik darah. Tapi sebelum sempat ia menjawab, si Inem sudah menyambung lagi.
“Dan masih ada lagi, Nyonya,” kata Inem, “saya juga jauh lebih hebat dibanding Nyonya dalam urusan di tempat tidur!”
“Suamiku bilang begitu?!”
“Bukan!” jawab Inem pasti, “tukang kebun yang bilang!”
