Istri Bambang adalah seorang perokok berat, bahkan lebih berat dibanding Bambang. Akibatnya, si Bambang juga harus membelikan rokok untuk istrinya setiap kali ia membeli rokok untuk dirinya sendiri.
Larut malam itu, kebetulan persediaan rokok di rumah mereka sedang habis, sementara si istri butuh merokok.
“Bang, tolong belikan rokok, dong,” pinta si istri. “Aku lagi pengin banget nih.”
Karena dia juga butuh merokok, maka Bambang pun kemudian pergi ke kios dekat rumahnya untuk membeli rokok. Tapi kios yang dituju sudah tutup. Bambang lalu pergi ke toserba. Tapi ternyata toserba yang ditujunya juga sudah tutup.
Akhirnya Bambang melaju ke sebuah bar yang buka sampai pagi, karena ia tahu kalau di bagian kasir dijual rokok untuk para pengunjung bar.
Saat sampai di bar dan setelah membeli rokok, Bambang berkenalan dengan seorang cewek yang kebetulan sedang sendirian di dekat kasir. Mereka saling mengobrol, dan kemudian si cewek mengajak Bambang ke apartemennya.
Bambang tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, dan berangkatlah mereka ke apartemen si cewek untuk bersenang-senang.
Saat jam di dinding kamar menunjukkan pukul tiga pagi, Bambang baru ingat kalau dia sedang diminta membelikan rokok oleh istrinya. Maka dengan panik Bambang pun segera memakai pakaiannya, lalu berkata pada cewek teman kencannya, “Kau punya bedak atau talk?”
Si cewek memberikan sebotol talk pada Bambang, lalu Bambang melumuri tangannya dengan talk itu. Si cewek memandanginya dengan bingung.
Lalu Bambang pulang secepatnya ke rumahnya.
Saat sampai di rumah, istrinya yang terlalu lama menunggu langsung saja marah-marah. “Dari mana saja kau, Bang? Pukul tiga pagi baru pulang?!”
Bambang menceritakan, “Ng...begini. Tadi aku pergi ke kios langganan kita untuk beli rokok yang kau inginkan, tapi kios sudah tutup. Lalu aku pergi ke toserba. Tapi toserba ternyata juga sudah tutup. Lalu aku pergi ke bar. Terus di sana aku bertemu dengan seorang cewek, kami minum-minum, lalu ia mengajakku ke apartemennya. Aku pun lalu bercinta dengannya di apartemennya itu dan baru ingat pulang saat melihat jam sudah pukul tiga...”
Si istri tak terpengaruh dengan cerita itu. Ia malah berkata, “Coba lihat tanganmu.”
Bambang memberikan tangannya yang penuh taburan talk.
“Dasar pembohong!” kata istrinya dengan jengkel. “Kamu tadi kabur main bilyar lagi, kan...???”