Selingkuh Kambing Guling
Sudah lama pula Siska menjadi selingkuhan Pak Yasmin, direktur di kantornya. Selama menjadi selingkuhan Pak Yasmin, Siska selalu diberi hadiah-hadiah mahal dan ditraktir di restoran-restoran mewah. Karena seringnya menerima pemberian dari Pak Yasmin, lama-lama Siska pun jadi punya niat untuk balas memberikan sesuatu untuk direkturnya itu. Karenanya, ketika sang direktur berulang tahun, Siska pun mengajak Pak Yasmin ke sebuah restoran dan berniat mentraktirnya meski dengan anggaran dana yang pas-pasan.

“Silakan saja Bapak ingin pesan apa,” kata Siska pada direkturnya setelah mereka duduk berdua di sebuah meja di restoran.

“Saya ingin pesan kambing guling,” jawab sang direktur.

Mendengar itu, Siska pun jadi bingung. Uang yang disediakannya tentu saja tidak cukup untuk membayar sebuah menu kambing guling. Karenanya, Siska pun mencoba mempengaruhi Pak Yasmin untuk mengganti menu pilihannya.

“Benar Bapak ingin kambing guling?” kata Siska kemudian. “Apa Bapak bisa menghabiskan satu porsi kambing guling yang besar itu?”

Pak Yasmin sepertinya terpengaruh. Maka dia pun kemudian mengganti menu pilihannya. “Hm... kalau begitu saya pilih babi guling saja.”

Sekali lagi Siska merasa bingung, karena dana yang dimilikinya tetap saja tidak akan cukup untuk membayar menu babi guling. Maka sekali lagi dipengaruhinya direkturnya itu untuk mengubah pilihannya.

“Saya tidak makan babi, lho,” kata Siska kemudian. “Kalau Bapak ingin pesan babi guling, Bapak harus menghabiskannya sendiri. Apa Bapak sanggup menghabiskan satu babi guling sebesar itu?”

Akhirnya, Pak Yasmin pun mengubah pilihannya lagi. “Baiklah kalau begitu. Hm... saya pilih wanita guling saja.”

Mendengar itu, Siska pun langsung beranjak berdiri. “Kalau saja Bapak mengatakan itu dari tadi, kita kan tidak perlu masuk ke retoran ini,” katanya sambil menggandeng tangan direkturnya ke sebuah losmen murah di depan restoran.