Dalam rangka kampanye Keluarga Berencana, petugas BKKBN berkunjung ke sebuah desa untuk bisa berdialog secara langsung dengan para akseptor KB.
Satu persatu ibu-ibu di desa itu diajak bicara dan ditanyai.
“Bu Ratmi pakai apa, Bu?” tanya si petugas menanyakan alat KB apa yang dipakai.
“Saya pakai IUD,” jawab Bu Ratmi.
Si petugas berpaling pada yang lain, “Kalau Bu Siti, pakai apa, Bu?”
“Saya pakai suntik,” jawab Bu Ratmi.
“Kalau Bu Broto?”
“Kalau saya mah pakai susuk.”
“Kalau Bu Karyo?”
“Saya pakai pil.”
“Kalau Bu Jono pakai apa, Bu?”
“Saya pakai bangku,” jawab Bu Jono.
“Pakai apa, Bu?” Si petugas merasa salah dengar.
“Pakai bangku,” jawab Bu Jono sekali lagi.
“Pakai bangku?” Si petugas heran. “Kok bisa?”
“Ya bisalah,” sahut Bu Jono menerangkan, “suami saya tuh sukanya main sambil berdiri. Karena tubuhnya lebih pendek dari saya, maka suami saya harus pakai bangku setiap kali kami main. Nah, kalau dia sudah ngos-ngosan, saya tendang bangkunya...”