Jangan Mudah Percaya

Lusi dan Rina bekerja di sebuah kantor yang sama, di bidang yang sama. Saat selesai makan siang hari itu, keduanya saling bercakap-cakap dengan asyik. Pembicaraan pun sampai pada urusan bercinta dengan suami.

“Tiap kali kami usai bercinta,” kata Lusi, “suamiku selalu memujiku. Katanya pelayananku sangat hebat di atas ranjang dan dia sangat puas denganku. Hm...dia bahkan sering mengatakan kalau akulah wanita satu-satunya di dunia ini yang mampu memuaskan lelaki.”

“Jangan mudah percaya dengan omongan laki-laki, Lus,” sahut Rina. “Semua laki-laki memang biasanya begitu kalau ada maunya. Begitu pula denganku. Tiap kali kami selesai bercinta, dia juga menyanjung dan memujiku, dan mengatakan kalau akulah satu-satunya wanita yang sanggup memuaskan lelaki.”

“Oh, jadi suamimu juga suka memuji, ya?”

“Lho, kok suamiku? Yang sejak tadi kita bicarakan ini kan suamimu...?”


Bermimpi atau Menyindir

Suatu pagi, saat tengah sarapan berdua, seorang istri berkata pada suaminya yang menjadi direktur.

“Semalam aku mimpi melihat direktur tengah bercumbu mesra dengan sekretarisnya, Pak!”

Tanpa sadar si suami menyahut, “Lho... Kau ini bermimpi atau menyindirku?”

“Menjebakmu!”