Sujono tengah bingung dan merasakan kepalanya pusing. Gara-gara harga kebutuhan terus melambung naik, keadaan ekonomi keluarganya jadi morat-marit. Melihat kebingungan Sujono, istrinya pun lalu mendekati dan mencoba menghiburnya.
“Duh, gimana ya, Bu?” keluh Sujono pada istrinya. “Anak-anak harus bayar sekolah segera, sementara uang sepertinya tidak ada lagi...”
Istrinya menenangkannya. “Sudahlah, Bang. Tidak perlu terlalu dipikirkan. Saya yakin kita tetap bisa bayar sekolah anak-anak, kok.”
Sujono, yang tahu kalau istrinya tak bekerja, hanya geleng-geleng kepala. “Lalu kita dapat uang dari mana?”
Istrinya senyum-senyum. “Ng...begini, setiap kali kita berhubungan intim, saya selalu mengambil uang 20.000 dari celanamu. Tapi kamu nggak tahu, kan? Ya nggak apa-apalah, itung-itung bisnis.”
“Lho, memangnya itu cukup ya?”
“Ya sepertinya sih cukup. Soalnya Pak Broto sama Pak Alimin tetangga kita juga saya ajak dalam bisnis ini.”