Seorang istri yang ditinggal pergi suaminya ke luar kota beberapa hari merasa gelisah karena butuh menyalurkan hasrat birahinya yang besar seperti biasa. Karena bingung, akhirnya ia nekat memanggil tukang kebunnya. Tapi dia tak mau berterus-terang, melainkan dengan taktik yang sekiranya tak akan menjatuhkan martabatnya.
“Ada apa, Nyonya?” tanya si tukang kebun setelah berada di hadapan majikannya.
“Tak ada apa-apa,” sahut si nyonya. “Aku hanya sedikit curiga sama kamu.”
“Curiga sama saya?” Si tukang kebun kaget. “Apakah...apakah ada barang yang hilang, Nyonya?”
“Tidak, tidak, bukan itu. Aku hanya curiga kamu ini laki-laki tulen atau banci.”
“Saya laki-laki tulen, Nyonya!” kata si tukang kebun dengan pasti.
“Yang benar? Apakah kamu tidak membohongi aku?”
“Benar, Nyonya! Saya benar-benar laki-laki tulen!”
“Hm...baiklah, kalau kau berani membuktikannya, coba nanti malam kamu datang ke kamarku.”
“Baik, Nyonya. Akan saya buktikan kalau saya memang laki-laki tulen.”
Malamnya, si tukang kebun benar-benar datang ke kamar majikannya, dan si majikan pun melampiaskan hasratnya yang terpendam.
Pagi harinya, dengan muka pucat dan badan yang letih, si tukang kebun melangkah menuju kamarnya sendiri sambil membatin, “Akhirnya dia percaya kalau aku laki-laki tulen...”