Perabot ataupun bahan bangunan dari kayu memang indah. Selain menghadirkan suasana yang hangat, perabot dari kayu juga mudah dibentuk, lebih ringan dan ramah dengan lingkungan. Kini, kayu bukan lagi sebagai perabot atau aksen sebuah bangunan, tetapi juga telah menjadi bagian utama dari sebuah bangunan.
Materi kayu, mulai yang berbahan dasar kayu gelondongan sampai dengan yang berbaur teknologi, seperti plywood, bisa dipermainkan dengan indah. Hanya saja, memang memerlukan perawatan yang sedikit merepotkan. Misalnya, adanya tamu tak diundang, seperti rayap dan ngengat. Untuk menghindari hal itu, ada baiknya mengikuti resep-resep seperti di bawah ini:
Sebelum kayu dari sebuah bangunan dipasang, lebih baik olesi dengan cairan antirayap, dicampur dengan minyak tanah. Dengan langkah ini, biasanya, kayu akan lebih tahan 1 sampai 20 tahun. Apalagi bila cairan antirayapnya lebih keras.
Kayu perlu dirawat, agar daya tahannya bertambah. Caranya, gunakan cairan solar secukupnya, diberi campuran garam tumbuk secukupnya. Oleskan dengan kuas ke permukaan kayu.
Jika menginginkan penutup lantai dari kayu (tentu bukan memesan barang cetakan dari produsen), sebaiknya pilih jenis kayu mahogani. Sifat jenis kayu ini tidak menyerap kelembaban udara, dan memiliki serat yang halus dan dapat mencegah perubahan bentuk, persis sejak kali pertama dipasang. Jangan gunakan kayu kamper, sebab seratnya mudah menyerap kelembaban udara, sehingga tak lama kemudian menyusut atau mengembang dari bentuk aslinya.
Pada struktur bangunan, barulah bisa menggunakan kayu kamper, karena kayu jenis ini cukup kuat. Jangan lupa, perhatikan arah seratnya apabila digunakan untuk kolom penyangga. Bila terbalik, maka kekuatannya akan berkurang.
Untuk mengurangi suhu panas pada plafon kayu ekspos, gunakan alumunium foil. Jika tidak ada, bisa digani dengan glass wool. Urutkan pemasangannya sebagai berikut: kaso – material yang diekspos – alumunium foil / glass wool.