Febiola tersenyum di depan cermin. Semoga Ferry menindaklanjuti laporannya, ia berharap. Semoga Ferry lebih memperhatikan pacarnya, dan semoga Anisa cepat kembali pada Ferry, dan... ya, setelah itu Febiola tahu apa yang harus dilakukan. Dia hanya menginginkan Indra. Kalau Anisa telah pasti menjatuhkan pilihannya pada Ferry, Indra tentu akan lebih mudah diraih.
Sekali lagi Febiola tersenyum di depan cermin. Tinggal satu baju yang belum dicobanya. Dia menyukai acara shopping-nya tadi malam.
***
Indra terkejut dan sama sekali tak menyangka saat Ferry tiba-tiba membuka pintu kamarnya, dan berdiri di ambang pintu. Mau apa lagi si pengacau ini?
“Ada apa?!” tanya Indra ketus.
“Kau kenal Febiola?”
“Kenapa?!”
“Ceritakan tentang dia,” kata Ferry ringkas.
“Itu bukan urusanmu,” jawab Indra pendek.
“Aku butuh tahu siapa dia.”
“Kenapa harus aku yang menjelaskannya?!”
“Karena kau kenal dia, kan?”
“Dari mana kau tahu aku kenal dia?” Indra balik bertanya.
“Dari Febiola!”
“Nah, kenapa kau tidak tanya saja pada Febiola?!”
Ferry jadi jengkel. “Minta nomor ponselnya!”
“Tanya ke orangnya sendiri, dong!”
“Itu ponselku, Ndra!” Ferry menunjuk ponsel yang ada di kamar Indra. “Aku mau lihat phonebook di ponselku!”
“Ini memang ponselmu,” jawab Indra dengan galak. “Tapi kau tidak pernah memasukkan nomor Febi ke dalam phonebook-mu!”
Ferry tersentak. Ia baru ingat sekarang. Dulu dia tidak pernah memasukkan nomor ponsel Febiola ke dalam phonebook ponselnya.
“Jadi,” lanjut Indra dengan suara yang masih ketus, “kalau kau butuh nomor ponselnya, tanya sendiri ke orangnya!”
***
Begitu Ferry lenyap dari depan kamarnya, Indra termenung. Mengapa tiba-tiba Ferry bertanya tentang Febiola? Apa yang telah dilakukan perempuan itu sampai membuat Ferry teringat kepadanya?
Indra meraih ponsel di dekatnya dan mencari nomor Febiola dalam phonebook ponselnya. Dia perlu tahu apa yang telah dilakukannya hingga Ferry jadi teringat kepadanya.
Tapi setelah pencariannya sampai pada nama Febiola di phonebook ponsel itu, Indra mengurungkan niatnya. Percuma saja, batinnya. Kalaupun dia bertanya, Febiola pasti punya seribu satu jawaban dan penjelasan yang bisa saja melenceng jauh dari kenyataannya. Perempuan itu bisa membuat lelaki jenius sekalipun menjadi idiot.
Tapi apa yang telah dilakukan Febiola sampai membuat Ferry penasaran seperti itu, batin Indra penasaran. Pasti ada sesuatu. Ada sesuatu yang telah terjadi, yang melibatkan Febiola dengan Ferry atau... seseorang yang mungkin kenal dengan Ferry, hingga kemudian Febiola menghubungi Ferry. Tapi siapa...?
Indra mencari jawabannya.
Baca lanjutannya: Hati yang Memilih (Bagian 115)